Pemerintah Indonesia masih melanjutkan negosiasi tarif impor dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sejumlah produk ekspor unggulan RI ditargetkan bisa mendapatkan tarif 0%.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan, pemerintah berupaya untuk menegosiasikan produk-produk yang tidak diproduksi AS agar tarifnya bisa turun di bawah 19%, bahkan kalau bisa sampai 0%.
"Jadi kita, kan ini masih proses negosiasi. Kita kan juga ingin ada komoditas ini yang tidak diproduksi oleh Amerika itu bisa mendapatkan (bebas tarif)," kata Budi, ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Kebijakan tarif impor 19% untuk produk-produk RI yang masuk ke AS berlaku mulai hari ini, Kamis (7/8/2025). Meski tarif baru sudah mulai berjalan, pemerintah RI masih berupaya untuk bernegosiasi demi mendapatkan tarif terbaik.
Budi enggan merincikan produk-produk apa saja yang disasar bisa mendapat tarif 0%. Pemerintah RI sendiri menargetkan agar negosiasi ini bisa rampung sebelum tanggal 1 September 2025.
"Karena memang dikasih kesempatan untuk berunding. Mudah-mudahan sebelum 1 September sudah selesai, kan masih banyak yang akan kita usahakan untuk lebih bagus," ujarnya.
Minyak Sawit hingga Nikel Disasar Bebas Tarif
Sebagai informasi, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso sebelumnya juga sempat bicara tentang negosiasi tarif dengan AS. Meski tarif sudah ditetapkan 19%, menurutnya masih ada ruang negosiasi bagi RI.
Susiwijono menyebut pemerintah Indonesia sedang nego agar beberapa komoditas Indonesia yang dibutuhkan AS tidak dikenakan tarif 19%, melainkan 0%. Produk tersebut mulai dari minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), kopi, kakao, nikel, karet, hingga produk-produk pertanian jika ada ekspor ke AS.
"Ada beberapa produk komoditas kita yang istilahnya itu sangat dibutuhkan AS, tidak bisa diproduksi di sana, tapi sangat reliable kalau diekspor dari Indonesia. Itu kita nego supaya tarifnya 0%. Itu banyak produknya sedang kita nego mulai CPO, kopi, kakao, sampai nikel ada list produknya cukup banyak," Susiwijono kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (18/7).
Dengan begitu, Susiwijono berharap tidak semua produk Indonesia kena tarif resiprokal final sebesar 19% dari AS. Saat ini pemerintah Indonesia sedang mengajukan kelompok-kelompok komoditas yang diharapkan bisa mendapatkan tarif 0%.
"Kita yakin akan bisa nego sampai 0%. (Berapa komoditas) kelompok-kelompok komoditasnya mungkin nanti masih akan bertambah. Kita belum punya list pastinya, kan kita ajukan ke mereka," ucapnya.
Simak juga Video: LPS Sebut RI Tak Rugi soal Nego Tarif AS 19%, Ini Alasannya
(acd/acd)