Istana Sentil Pengkritik Ekonomi RI: Kalau Turun Percaya, Kalau Naik Tak Percaya!

Istana Sentil Pengkritik Ekonomi RI: Kalau Turun Percaya, Kalau Naik Tak Percaya!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 07 Agu 2025 12:29 WIB
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Offfice/PCO) Hasan Nasbi.
Foto: Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Offfice/PCO) Hasan Nasbi. Foto: Herdi/detikcom
Jakarta -

Pemerintah kembali merespons soal heboh data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 sebesar 5,12% yang diragukan banyak pihak. Menurut Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi kegaduhan yang terjadi karena data pertumbuhan ekonomi lebih disebabkan oleh persepsi para ekonom saja.

Menurutnya, ada ekonom yang saat ini tidak memiliki sudut pandang positif atas pertumbuhan ekonomi yang sudah cemerlang tersebut.

"Saya juga membaca ada beberapa ekonom yang mungkin tidak terlalu positif, melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif," kata Hasan Nasbi saat konferensi pers di kantornya, Gedung Kwarnas, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita kan nggak memperlakukan ini seperti ramalan Zodiac kan. Kalau sesuai kita percaya, kalau nggak sesuai kemudian kita nggak," imbuhnya.

Malah menurutnya ada sebagian pihak yang hanya mempercayai data pertumbuhan ekonomi saat turun saja. Sementara bila pertumbuhan ekonomi naik, mereka tidak percaya. Padahal data dikeluarkan oleh lembaga yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS).

ADVERTISEMENT

"Memang ada sebagian kalangan yang kalau turun dia percaya, kalau naik dia tidak percaya. Padahal data dikeluarkan oleh pemerintahan yang sama, dikeluarkan oleh BPS dibuat pemerintahan yang sama," sebut Hasan.

Menurutnya, pemerintah sudah sangat jujur dalam mengeluarkan data-data perekonomian. Bila datanya turun akan diumumkan turun, dan begitu juga sebaliknya bila data yang naik maka akan diumumkan naik.

"Pemerintah itu jujur-jujur saja loh kalau mengeluarkan data. Kalau turun dibilang turun, kalau naik dibilang naik," beber Hasan.

Sebelumnya, beberapa ekonom meragukan data pertumbuhan ekonomi karena dinilai tidak sesuai realita. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan kredibilitas data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 ini diragukan karena ada sejumlah komponen perhitungan yang dinilai tidak sesuai kenyataan di lapangan.

Salah satunya dari komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang menurut BPS pada kuartal II-2025 ini tumbuh hingga 6,99%. Menurutnya angka pertumbuhan komponen yang satu ini tidak sesuai dengan realita, mengingat sektor industri manufaktur dalam negeri sedang mengalami tekanan.

"Ada keraguan dong, karena situasi ekonomi sekarang terutama dari investasi, kok di tengah ketidakpastian ada kenaikan investasi yang cukup tinggi dari PMTB. Nah, ini juga menjadi salah satu keraguan terhadap kredibilitas data BPS," kata Bhima kepada detikcom, Selasa (5/8/2025) kemarin.

Ekonom senior INDEF Tauhid Ahmad juga mempertanyakan perhitungan komponen PMTB oleh BPS yang tumbuh sangat tinggi pada kuartal II-2025. Padahal menurutnya sekarang ini kredit investasi dalam negeri sedang mengalami perlambatan karena berbagai faktor.

"PMTB itu naik drastis menjadi 7%. PMTB ini kan pembelian belanja barang ya, mesin-mesin peralatan dan sebagainya begitu. Nah sementara kita tahu ini kan investasi baik pemerintah maupun masyarakat, kredit investasi dan sebagainya ini lagi masalah gitu ya," terang Tauhid.

"PMTB naik itu biasanya ketika triwulan III atau triwulan IV. Jadi banyak bangun gedung, konstruksi dan sebagainya. Kenapa triwulan II naik tinggi begitu? Ini yang saya kira menjadi pertanyaan," sambungnya.

Lihat juga Video Pertumbuhan Ekonomi Diragukan, Airlangga Tepis Isu Permainan Data

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads