Fenomena rombongan jarang beli (rojali) hingga rombongan hanya nanya (rohana) di pusat perbelanjaan tengah jadi sorotan. Fenomena ini disebut-sebut sebagai tanda daya beli lemah karena orang menahan belanja.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi mengatakan fenomena seperti itu terjadi hanya dalam ekonomi konvensional, maksudnya jual beli secara langsung di luar jaringan.
Dia mengatakan sejauh ini model ekonomi baru mulai muncul, salah satunya adalah belanja online. Cara masyarakat berbelanja memang bukan lagi seperti dulu, harus ke toko dan membeli langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau fenomena-fenomena parsial tadi yang disampaikan, apa istilahnya tadi? Rojali, Rohana, kita mungkin masih melihatnya dalam ekonomi konvensional. Sementara sekarang ekonomi itu berkembang sekali kan? Model dan cara jual beli juga berkembang," beber Hasan dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2025).
"Mungkin jual belinya tidak lagi di toko-toko konvensional tapi mungkin sudah lewat marketplace, lewat platform yang lain," katanya menekankan.
Menurutnya, bukti masyarakat tidak menahan belanja bisa dilihat pada sektor logistik. Dia memaparkan dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor logistik masih tumbuh dengan baik, pengiriman barang tetap meningkat, hal ini disimpulkan oleh Hasan menjadi bukti bahwa jual beli tetap terjadi dan masyarakat tidak menahan belanja.
"Sektor logistik kita tumbuh loh. Coba lihat datanya. Dalam laporan BPS, sektor logistik kita tumbuh artinya kalau sektor logistik dan pengiriman barang tumbuh kan yang dikirim itu barang. Kalau yang dikirim barang atau yang dikirim atau ada pergerakan orang, itu kan artinya ada jual beli," sebut Hasan.
Bila melihat data terakhir BPS, tercatat sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 8,52% pada Kuartal II 2025, hal ini didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang yang diangkut. Pertumbuhan sektor ini berkontribusi sebesar 0,40% terhadap pertumbuhan ekonomi Kuartal II 2025 yang mencapai 5,12%.
Sementara itu, data BPS juga mencerminkan adanya pertumbuhan transaksi secara daring. BPS mencatat adanya pertumbuhan belanja masyarakat secara online sebesar 7,55% pada Kuartal II 2025 dibandingkan Kuartal I 2025.
Simak juga Video 'Analisis Fenomena Rojali yang Kini Eksis':
(acd/acd)