Ekonom Asing Tak Kaget Ekonomi RI Tumbuh 5,12%, Ini Penopangnya!

Ekonom Asing Tak Kaget Ekonomi RI Tumbuh 5,12%, Ini Penopangnya!

Retno Ayuningrum - detikFinance
Jumat, 08 Agu 2025 13:29 WIB
Lanskap gedung pencakar langit di Jakarta, Rabu (6/8/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2025 tembus 5,12%. Angka ini Lebih tinggi dibandingkan triwulan I yang sebesar 4,87%.
Ilustrasi Ekonomi Indonesia/Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Jakarta -

Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, mengaku tidak terkejut dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2025 tumbuh 5,12%. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi banyak ditopang oleh sektor informal.

Pranjul menerangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 ditopang oleh investasi dan konsumsi. Usai membedah lebih lanjut, ternyata investasi yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi bersumber dari belanja modal pemerintah.

Lalu, dia membandingkan dengan data-data sebelumnya. Hasilnya, Pranjul menyebut pemerintah Indonesia lebih banyak mengeluarkan belanja modal pada kuartal kedua tahun ini dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya melihat bahwa banyak indikator konsumsi yang menunjukkan lebih baik daripada sebelumnya. Misalnya, pengeluaran untuk makanan, pengeluaran untuk bahan bakar, pengeluaran untuk pakaian dan busana," kata Pranjul dalam acara Media Briefing yang disiarkan secara daring, Jumat (8/8/2025).

Menurut dia, capaian ini dipengaruhi oleh inflasi yang lebih rendah, upah naik, hingga kebijakan yang ditujukan ke masyarakat langsung oleh pemerintah. Kenaikan tren konsumsi ini pula yang membuat sektor informal juga menjadi penopang ekonomi Indonesia.

ADVERTISEMENT

Pranjul menerangkan sektor informal memegang peranan besar dalam perekonomian Indonesia. Di mana kontribusinya 60% terhadap penciptaan lapangan kerja dan 55% ke konsumsi nasional.

"Penjualan kendaraan, transaksi kartu kredit, impor barang tahan lama konsumen, semuanya melemah daripada sebelumnya. Tetapi konsumsi masyarakat justru menguat. Jadi saya pikir inilah yang membuat angka PDB tetap kuat pada kuartal Juni. Ketika kami mendapatkan data pertumbuhan PDB kuartal Juni beberapa hari yang lalu, kami sebenarnya tidak terlalu terkejut," imbuh dia.

Kendati begitu, dia menilai pertumbuhan ekonomi saat ini belum cukup. Ia menyarankan pemerintah agar mendorong investasi korporasi sehingga pertumbuhan tetap berlanjut.

"Kita butuh pertumbuhan lebih tinggi dalam waktu lebih lama. Caranya, investasi korporasi harus meningkat. Saat ini perusahaan banyak menabung, tapi enggan berinvestasi," jelas dia.

Lihat juga Video: Ini Daerah yang Ekonominya Tumbuh Paling Tinggi di RI

(rea/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads