Dipecat di Usia 50, Tabungan Miliaran pun Tak Cukup Bertahan

Dipecat di Usia 50, Tabungan Miliaran pun Tak Cukup Bertahan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 12 Agu 2025 10:03 WIB
Ilustrasi kena PHK
Foto: shutterstock
Jakarta -

Gelombang PHK di Amerika Serikat (AS) memaksa banyak warga Negeri Paman Sam harus kembali mencari pekerjaan baru di tengah sengitnya persaingan. Kondisi ini semakin terasa berat bagi mereka yang terkena PHK di usia yang sudah tidak muda lagi, yakni 50 tahun ke atas.

Meski usia pensiun di negara adidaya tersebut cukup tinggi, 66-67 tahun, mereka yang sudah berusia 50 tahun kerap merasa kalah saing dengan para pencari kerja muda. Mempersulit usaha untuk kembali mendapatkan pekerjaan setelah PHK.

Bahkan dalam sebuah survei dari lembaga nonprofit AARP pada Januari 2025 lalu, tercatat 74% responden warga AS berusia 50 tahun ke atas menganggap usia mereka dapat menjadi salah satu penghalang untuk mendapatkan tawaran pekerjaan baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan jika pekerja terkena PHK di usia 52 tahun dengan tabungan US$ 620.000 atau Rp 10,09 miliar (kurs Rp 16.279/dolar AS), yang bersangkutan dianggap berpotensi mengalami kesulitan secara finansial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di Negeri Paman Sam. Terlebih jika satu-satunya peluang kerja yang ditemukannya saat ini adalah pekerjaan bergaji rendah.

"Sejujurnya, mereka yang berusia awal 50-an akan menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam mencari pekerjaan. Diskriminasi usia memang nyata dan merajalela," kata pakar tenaga kerja Kyle Elliott seperti dikutip dari Kiplinger, Selasa (12/8/2025).

ADVERTISEMENT

Meski begitu Elliott berpendapat bukan berarti para pencari kerja usia tua ini mustahil untuk mendapatkan pekerjaan layak. Hanya saja mereka perlu mencari pekerjaan dengan cara yang lebih strategis.

"Jika Anda khawatir tentang diskriminasi usia, gunakan LinkedIn untuk meneliti karyawan yang saat ini menduduki posisi serupa di perusahaan. Anda akan mendapatkan gambaran tentang perusahaan, budaya, dan suasananya," ujarnya.

"Jika Anda memperhatikan bahwa seluruh tim berusia awal 20-an, itu mungkin pertanda bahwa mereka cenderung hanya mempekerjakan orang yang berusia muda. Jika timnya lebih beragam, kemungkinan besar Anda memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan posisi tersebut," jelas Elliott lagi.

Elliott juga mengatakan bahwa banyak perusahaan masih mencari profesional yang berpengalaman. Sehingga para pencari kerja usia senja ini hanya perlu menunjukkan bahwa dirinya masih sama produktif dengan mereka para pekerja usia muda.

"Anda bisa melakukannya dengan mengikuti kursus dan mengerjakan proyek khusus. Kemudian, tampilkan pencapaian ini di resume dan profil LinkedIn Anda, lalu sebutkan dengan percaya diri saat wawancara," papar Elliott.

Namun jika tawaran kerja yang tersedia memberikan gaji yang tergolong rendah, terlebih saat dibandingkan dengan posisi sebelumnya, Elliott menyarankan untuk tetap menerima dan jangan berkecil hati. Sebab pada akhirnya mendapatkan kerja meski dengan gaji tak seberapa masih lebih baik daripada tidak memiliki pemasukan sama sekali.

"Menerima pekerjaan dengan gaji yang sementara lebih rendah bukanlah hukuman mati bagi karier," ujarnya.

"Meskipun lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, cobalah untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri jika Anda menerima peran dengan gaji lebih rendah. Pada akhirnya, Anda harus memperhatikan diri sendiri, termasuk memenuhi kebutuhan finansial Anda," sambung Elliott.

Bahkan menurutnya pekerjaan ini bisa menjadi 'ganjalan' saat mencari peluang baru untuk pindah kerja ke tempat yang lebih layak.

"Jika perannya tidak terlalu intens, hal itu bahkan memungkinkan Anda untuk mencari pekerjaan baru sambil tetap membawa pulang gaji dan terus berkontribusi untuk masa pensiun Anda," kata Elliott.

Simak juga Video: Jumlah Tabungan Ideal Berdasarkan Usia

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads