Balas Tarif Trump, Seruan Boikot McDonald's hingga Coca-Cola Menggema di India

Balas Tarif Trump, Seruan Boikot McDonald's hingga Coca-Cola Menggema di India

Andi Hidayat - detikFinance
Selasa, 12 Agu 2025 13:47 WIB
A view shows a McDonalds restaurant in central Moscow, Russia March 9, 2022. REUTERS/Evgenia Novozhenina
Ilustrasi gerai McDonalds - Foto: REUTERS/EVGENIA NOVOZHENINA
Jakarta -

Penerapan tarif Amerika Serikat (AS) ke India sebesar 50% menyulut sentimen yang berujung pemboikotan sejumlah merek yang berbasis Negeri Paman Sam. Merek-merek tersebut mencakup McDonald's, Coca-Cola, Amazon, hingga Apple.

Mengutip dari Reuters, Perdana Menteri India, Narendra Modi, sebelumnya menyerukan sentimen anti-Amerika sebagai bentuk protes terhadap tarif yang ditetapkan AS. Seruan ini mengancam sejumlah produk AS mengingat negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini merupakan pasar utama bagi merek-merek Negeri Paman Sam.

Produk AS berkembang pesat untuk menyasar basis konsumen kaya yang terus bertambah. Perkembangan merek internasional ini dipandang sebagai simbol peningkatan mutu hidup di India.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

India juga pasar terbesar berdasarkan jumlah pengguna WhatsApp Meta dan Domino's. Selain itu, merek minuman seperti Pepsi dan Coca-Cola juga sering mendominasi rak-rak toko di India.

ADVERTISEMENT

Sementara untuk Apple, banyak masyarakat India yang rela antre untuk membeli produknya. Begitu juga dengan merek toko kopi Starbucks.

Meskipun hingga saat ini belum terlihat dampak langsung seruan boikot terhadap penjualan produk, eskalasi seruan ini kian merebak di media sosial untuk meninggalkan produk AS.

Salah satu pendiri Wow Skin Science India, Manish Chowdhary, menyerukan hal tersebut melalui unggahan video melalui akun resmi LinkedIn. Dalam video tersebut, ia mendesak dukungan bagi petani dan perusahaan rintisan untuk menggunakan label "Buatan India" sebagai "obsesi global". Ia juga menyerukan warga India untuk belajar dari Korea Selatan yang makanan dan produk kecantikannya terkenal di seluruh dunia.

"Kita telah mengantre untuk mendapatkan produk dari ribuan mil jauhnya. Kita dengan bangga telah menghabiskan uang untuk merek yang bukan milik kita, sementara para produsen kita sendiri berebut perhatian di negara mereka sendiri," ujarnya dikutip dari Reuters, Selasa (12/8/2025).

Selain itu, CEO DriveU India, Rahm Shastry, juga menyerukan hal yang sama melalui akun resmi LinkedIn-nya. Dalam unggahannya, ia menyerukan agar India menciptakan sosial media sendiri sebagaimana yang dilakukan China.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, juga sempat memberikan imbauan khusus agar masyarakatnya lebih mandiri. Ia juga menyampaikan perusahaan teknologi asal negaranya tengah menciptakan produk untuk dunia.

"Sekaranglah saatnya bagi kita untuk lebih memprioritaskan kebutuhan India," ungkapnya.

Lihat juga Video: Dukung Palestina, Emak-emak Ganti Produk Harian dari Merek Boikot

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads