Perjanjian Dagang Diteken, Ekspor RI-Peru Ditargetkan Tembus US$ 5 M

Perjanjian Dagang Diteken, Ekspor RI-Peru Ditargetkan Tembus US$ 5 M

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 12 Agu 2025 13:58 WIB
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menerangkan target ekspor itu merupakan total antara kedua negara yang diharapkan dapat tercapai selama perjanjian dagang itu masih berlaku.
Kementerian Perdagangan - Foto: detikcom/Aulia Damayanti
Jakarta -

Perjanjian dagang Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA) baru saja diteken. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan ekspor kedua negara dengan adanya perjanjian itu tembus US$ 5 miliar atau setara Rp 81 triliun (kurs Rp 16.200).

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menerangkan target ekspor itu merupakan total antara kedua negara yang diharapkan dapat tercapai selama perjanjian dagang itu masih berlaku.

"Nah kalau US$ 5 miliar ini berdua ya, bukan cuma Indonesia saja. Artinya mungkin Indonesia US$ 3 miliar, Peru US$ 2 miliar, atau Indonesia US$ 3,5 miliar, Peru US$ 1,5 miliar, kan US$ 5 miliar. Kita ingin meningkatkan tadi itu," kata dia dalam konferensi pers di Kemendag, Selasa (12/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengakui angka US$ 5 miliar menjadi target yang ambisius. Pada periode 2025, Januari-Juni total perdagangan kedua negara US$ 264,8 juta naik 34,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar US$ 197,1 juta dengan ekspor senilai US$ 206,4 juta dan impor senilai US$ 58,4 juta.

ADVERTISEMENT

Kemudian, perdagangan Indonesia-Peru pada 2024 tercatat sebesar US$ 480,7 juta. Walaupun cukup kecil, perdagangan Indonesia dengan Peru menunjukkan pertumbuhan rata-rata 15,08% per tahun selama 2020-2024. Ekspor Indonesia pada 2024 bernilai sebesar US$ 331,2 juta dan impornya senilai US$ 149,6 juta.

"So far kita kan baru US$ 500 juta atau setengah miliar, jadi itu yang US$ 5 miliar itu angka-angka yang sangat-sangat ambisius.
Nggak apa-apa kita taruh di situ dalam ruang tanggal waktu, misalnya 5-10 tahun, it's okay. Kan CEPA ini akan berlangsung atau berjalan, ya harapannya selamanya ya," terangnya.

Sebagai informasi, Perjanjian dagang itu disepakati usai Presiden Peru Dina Boluarte melakukan pertemuan kenegaraan dengan Presiden Prabowo Subianto pagi ini di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).

Usai penandatanganan itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan lewat perjanjian ini akan ada beberapa komoditas yang jadi andalan ekspor Indonesia ke Peru. Mulai dari tekstil, kendaraan bermotor, hingga alas kaki.

"Kita dapat akses pasar untuk tekstil, produk tekstil, kendaraan bermotor, alas kaki dan kemudian mesin pendingin," papar Budi Santoso ketika ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).

Menurutnya sejauh ini total perdagangan Indonesia dan Peru kapasitasnya masih kecil, hanya sekitar US$ 480 juta dengan surplus di pihak Indonesia senilai US$ 181 juta. Targetnya perjanjian CEPA dengan Peru dapat meningkatkan kapasitas dagang hingga lebih dari 30%.

Perjanjian dagang ini juga dibuat bertahap. Ke depan apabila ada komoditas baru yang mau digenjot ekspornya, Indonesia bisa memasukkannya ke dalam perjanjian CEPA.

"Artinya CEPA ini kerangkanya kemudian bertahap kalau ada yang mau ditambah kan, nambah, nambah, nambah gitu terus. Jadi kita start-nya bisa dari awal," ungkap Budi Santoso.

Tonton juga Video Puan dan Presiden Peru Bertemu Bahas Ekonomi-Pariwisata

(ada/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads