Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta pelaku usaha penggilingan padi untuk tetap beroperasi secara normal. Hal ini disampaikannya karena banyak penggilingan padi yang takut berproduksi imbas isu penindakan beras oplosan.
"Kami tentu memahami keresahan beberapa pengusaha penggilingan padi yang besar maupun yang kecil, yang sedang. Nah, di sini pemerintah kembali menjelaskan akan menindak tegas yang benar-benar melanggar hukum, yang menipu," kata Zulhas di kantornya, Rabu (13/8/2025).
Zulhas menegaskan pemerintah hanya akan menindak pelaku usaha yang terbukti melakukan kecurangan, termasuk oplosan beras. Sementara pelaku usaha yang bersih akan tetap dilindungi dan dapat terus beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau menipu kan tegas sudah, ya. Tetapi, pelaku usaha yang bekerja sesuai aturan tentu akan dilindungi. Jadi nggak usah khawatir. Kalau yang benar bekerjanya pasti dilindungi," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut pemerintah melalui Satgas Pangan sudah meminta seluruh pengusaha beras, termasuk penggilingan padi, untuk mulai beroperasi normal dalam dua hari ke depan.
"Ya dalam 2 hari ini semua harus bisa melepas. Kalau tidak ada pelanggaran apa-apa, nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Paham ya? Jadi kalau melanggar, pasti ada konsekuensinya," ucapnya.
"Kalau labelnya itu broken-nya harus 15% premium, ya 15% jangan 30%. Ya itu jualan apa pun kalau begitu pasti ditangkap. Nggak cuma beras loh ya. Misalnya gula, nggak sesuai spesifikasinya, ya sama. Itu clear," sambung Arief.
Lebih lanjut Arief juga mengimbau para pengusaha beras ini untuk tidak takut beroperasi, terlebih jika usahanya memang dijalankan sesuai aturan dan ketentuan yang ada.
"Tolong dihimbau, teman-teman seluruh penggilingan padi nasional nggak usah takut, kalau mau produksi sesuai dengan syarat mutu kan nggak ada masalah sebenarnya," ucapnya.
Penggilingan Padi Tutup, Pasokan Beras Mulai Seret Penggilingan Padi Tak Takut Produksi: yang Curang Saja Ditindak
Foto: Pradita Utama
|
Sebelumnya, Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika menyebut kelangkaan beras mulai terjadi di penggilingan padi dan ritel modern. Ia mengatakan temuan ini setelah dirinya dan tim melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah penggilingan di Kecamatan Tempuran, Karawang, Jawa Barat.
Dari sidak itu didapat informasi bahwa di kawasan tersebut terdapat 23 penggilingan padi. Namun, sudah ada 10 penggilingan yang gulung tikar. Temuan berikutnya, stok beras di penggilingan telah menipis.
Kondisi ini terjadi karena dua hal. Pertama, karena produksi padi yang menurun. Kedua, karena ketakutan penggilingan tersebut untuk menjalankan usahanya. Ketakutan ini muncul imbas pemeriksaan dari penegak hukum terkait mutu, kualitas, hingga kasus oplosan beras.
"Stok mereka berkisar antara 5% sampai 10%. Jadi misalnya biasanya mereka punya 100 ton rata-rata stok, sekarang itu baru punya 5 ton. Jadi stok penggilingan bukan kosong lah, stoknya menipis," ujarnya.