Pertumbuhan Ekonomi 2026 Dipatok 5,4%, Investasi Digenjot

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Dipatok 5,4%, Investasi Digenjot

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 15 Agu 2025 19:42 WIB
Anak-anak tengah bermain dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (7/2/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 masih loyo.Hal ini terlihat dari realisasi ekonomi Indonesia sepanjang 2024 yang tumbuh 5,03%, melambat jika dibandingkan 2023 sebesar 5,05%.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.PertFoto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi 2026 ditarget mencapai 5,4%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun buka suara menjelaskan.

Menurut Sri Mulyani, salah satu pendorong menuju target tersebut adalah investasi. Berdasarkan catatan Kementerian Investasi dan Hilirisasi, realisasi investasi pada kuartal II 2025 sudah mencapai Rp 475 triliun.

Dia bilang pemerintah akan terus menarik minat investasi dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. Utamanya adalah investasi-investasi ke daerah. Dia mengaku dirinya dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian telah banyak membuat kebijakan untuk menarik investasi ke daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi kalau dilihat Pak Rosan tadi investasi cukup bagus. Kemampuan untuk attract investasi lebih banyak termasuk di Pemda kami dan pak Tito itu termasuk memberikan insentif agar daerah-daerah juga bisa jadi atraksi investasi yang baik. Jadi jangan hanya inflasi rendah tapi juga pertumbuhan dan investasi meningkat. Jadi kita akan meningkatkan iklim usaha," terang Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

ADVERTISEMENT

Selanjutnya Sri Mulyani berkoordinasi dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menyiapkan insentif fiskal untuk mengejar realisasi investasi.

"Dari Pak Rosan apa yang dibutuhkan beliau untuk menarik investor kita akan bekerja bersama termasuk insentif fiskal yang kita jaga dan siapkan bersama agar investasi masuk dan pada saat yang sama fiskal prudent," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menjelaskan kinerja ekspor Indonesia dinilai akan membaik. Faktor pendorongnya beberapa pasar ekspor baru, misalnya saja dengan adanya perjanjian dagang komprehensif Indonesia dengan Uni Eropa.

Selain itu, ekspor mineral kritis dan juga hilirisasi masih akan digenjot sebagai potensi pertumbuhan ekonomi. Sri Mulyani juga menyebut potensi rare earth atau mineral jarang di Indonesia sangat besar.

"Indonesia sangat kaya dengan rare earth mineral yg dibutuhkan sangat melihat potensi luar biasa banyak. Untuk ekspor dan hilirisasi akan berikan kontribusi banyak dari sisi growth," beber Sri Mulyani.

Berikut ini asumsi makro ekonomi 2026:

Pertumbuhan ekonomi: 5,4%
Inflasi: 2,5%
Suku bunga SBN 10 tahun: 6,9%
Nilai tukar: Rp 16.500/US$
Harga Minyak Mentah Indonesia atau ICP: US$ 70 per barel
Lifting minyak: 610.000 barel per hari
Lifting gas bumi: 984.000 barel setara minyak per hari

Sasaran & Indikator Pembangunan 2026
Tingkat pengangguran terbuka: 4,44% sd 4,96%
Tingkat kemiskinan: 6,5% sd 7,5%
Rasio gini: 0,377 sampai 0,380
Tingkat kemiskinan ekstrem: 0% sd 0,5%
Indeks modal manusia: 0,57
Indeks kesejahteraan petani: 0,7731
Penciptaan lapangan kerja formal: 37,95%

(hal/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads