95% Perusahaan di RI Milik Keluarga, Cuma 13% yang Bisa Lanjut Usaha

95% Perusahaan di RI Milik Keluarga, Cuma 13% yang Bisa Lanjut Usaha

Andi Hidayat - detikFinance
Selasa, 19 Agu 2025 13:23 WIB
Ilustrasi jurnal umum perusahaan dagang.
Ilustrasi - Foto: Sarah Elizabeth/Unsplash
Jakarta -

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, menyebut mayoritas perusahaan di Indonesia bersifat turunan yang dikelola oleh keluarga. Meski begitu, perusahaan-perusahaan milik keluarga ini turut berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) negara.

Wakil Kepala Badan Moneter Kadin Indonesia, Aviliani, menjelaskan kecenderungan perusahaan milik keluarga menyumbang PDB sebesar 25%. Namun, hanya sedikit perusahaan keluarga yang dapat meneruskan bisnisnya.

"Di Indonesia, 95% perusahaan itu milik keluarga, milik bisnis. Nah kecenderungannya kalau kita lihat dari milik keluarga ini sudah kontribusi terhadap 25% PDB Indonesia," terang Avi dalam acara Risk and Governance Summit, di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (19/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, perusahaan-perusahaan keluarga ini perlu menerapkan sistem governance, risk manajemen, and compliance (GRC) untuk memastikan keberlanjutan usaha. Pasalnya, hanya ada 13% perusahaan keluarga yang dapat bertahan melanjutkan bisnisnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita lihat hanya 13% yang terus bisa melakukan usahanya, kebanyakan kecenderungannya kalau sudah generasi ke-3, ke-4, mereka tidak bisa melanjutkan, tidak sesuai dengan visi keluarganya, cenderung perusahaan itu dijual," terangnya.

Avi menyebut, banyak keluarga yang menjual perusahaan turunannya karena tidak bisa melanjutkan usahanya. Ia menyebut, perbedaan visi-misi antara keluarga juga menghambat keberlanjutan usaha.

"Makanya kita lihat, perusahaan Nyonya Meneer yang sudah ratusan tahun akhirnya tutup," jelasnya.

Avi menambahkan, banyak perusahaan yang mengharapkan stabilitas ekonomi untuk mengoptimalkan bisnisnya. Namun, ia menyebut krisis ekonomi selalu datang hampir tiap tahun sejak 2008.

"Sejak 2008 sebenarnya, krisis itu terjadi hampir setiap tahun. Jadi kalau dikatakan, kapan sih kepastian? Kepastian itu adalah ketidakpastian. Artinya bahwa setiap perusahaan itu sudah harus melihat bahwa ketidakpastian itu akan terjadi dari waktu ke waktu, sehingga mereka harus memanage risiko. Tidak ada lagi orang mengatakan, tunggu ekonomi stabil, tidak pernah ada kestabilan," tutupnya.

Lihat juga Video: JYPE Top 3 Perusahaan Terbaik Dunia dalam Pertumbuhan Berkelanjutan

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads