Sebanyak 20,5 juta anak sekolah dan ibu hamil dilaporkan sudah menjadi penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Jumlah ini sudah jauh di atas target awal Badan Gizi Nasional (BGN) yang hanya melayani 17,5 juta penerima manfaat sepanjang 2025.
Meski begitu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan sudah diperintahkan Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat proses penyaluran MBG kepada 82,9 juta penerima manfaat hingga akhir 2025 ini.
"Kami tadinya memang hanya ingin melayani 17,5 juta dengan 5.000 satuan pemenuhan gizi dengan dana Rp 71 triliun. Tapi Pak Presiden kemudian menginginkan percepatan yang luar biasa sehingga 82,9 juta itu harus diberikan manfaat di akhir tahun ini juga," ucapnya di acara Talkshow Potret 1 Tahun BGN, Selasa (19/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih jauh Dadan menjelaskan, per hari ini jumlah penerima manfaat program makan gratis sudah mencapai 20,5 juta orang melalui 5.905 dapur MBG atau disebut juga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Artinya, masih ada sekitar 62,4 penerima manfaat yang belum merasa salah satu program unggulan Prabowo ini.
"Sampai hari ini sudah ada 5.905 satuan pelayanan pemenuhan gigi, di seluruh provinsi. Jadi pada tanggal 15 Agustus, Pak Presiden menyampaikan ada 5.800, hari ini sudah 5.905 satuan pelayanan pemenuhan gizi yang dapat melayani lebih dari 20 juta. Kalau dihitung sebetulnya sudah 20,5 juta," ucapnya.
Meski begitu Dadan mengatakan di luar 5.905 dapur MBG yang sudan beroperasi tadi, masih ada 19.000 SPPG baru yang masih dalam konstruksi atau hanya tinggal menunggu verifikasi agar bisa segera ikut melayani makan gratis.
"Sementara kami sedang memverifikasi juga yang sudah lolos di portal mitra kami ada 19.000, yang ini tinggal kami percepat verifikasinya. Walaupun belum operasional, tapi bangunannya sudah berdiri dan itu kurang lebih 19.000," paparnya.
Karena hal inilah bos BGN itu optimis dapat memenuhi target dari Prabowo untuk melayani 82,9 penerima manfaat hingga akhir tahun ini. Sebab ia sendiri sudah menargetkan seluruh fasilitas infrastruktur seperti dapur MBG rampung paling lambat awal November nanti.
"Jadi target kami akhirnya, kami ingin menyelesaikan seluruh infrastruktur itu di akhir Oktober atau awal November. Sehingga seluruh penerima manfaat bisa menerima manfaat di akhir November," tegasnya.
Di luar itu Dadan menyampaikan percepatan pelaksanaan program unggulan Prabowo ini nanti tidak hanya akan menjadi manfaat untuk para penerima, namun juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Sebab setiap dapur MBG ini akan menyerap banyak tenaga kerja dan produk pangan lokal.
"Satu satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi juga membutuhkan minimal 15 supplier. 15 supplier untuk memasok beras, telur, sayur, ayam, buah, susu. Kalau satu supplier mempekerjakan 1-15 orang, itupun dampak ikutan dari hadirnya program makan bergizi gratis," ucap Dadan.
"Karena Satuan Pelayanan yang melayani 3.000 itu membutuhkan 200 kilogram beras setiap hari, butuh 3.000 telur sekali masak, butuh 350 kilogram ayam sekali masak, butuh 300 kilogram sayur sekali masak, butuh 350 kilogram buah sehari, dan butuh 450 liter susu jika diberikan susu. Ya seperti itu," tegasnya.
Tonton juga Video: Respons Mendikdasmen soal Makan Gratis Sedot 44% Dana Pendidikan