Pedagang Sebut Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Mulai Turun

Pedagang Sebut Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Mulai Turun

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 19 Agu 2025 16:54 WIB
Pedagang Sebut Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Mulai Turun
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S
Jakarta -

Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Zulkifli Rasyid menyampaikan harga beras mulai turun. Kondisi ini dinilai sebagai tanda perbaikan kondisi perdagangan beras.

Zulkifli Rasyid menilai harga beras sudah mulai mereda seiring dengan kelancaran pasokan. Diharapkan, harga beras semakin membaik ke depannya.

"Alhamdulillah, di Pasar Induk Cipinang kelihatannya sudah mulai kondusif, harga sudah mulai merangkak turun. Mudah-mudahan dapat terus membaik ke depan," ujar Zulkifli dalam keterangannya, Selasa (19/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Zulkifli, kelangkaan beras di sejumlah ritel modern justru memberikan dampak positif bagi pedagang di PIBC. Kondisi ini membuat aktivitas jual beli di pasar induk lebih bergairah. Meski begitu, ia menekankan bahwa dinamika perberasan nasional harus dilihat secara menyeluruh, mulai dari sisi produksi hingga distribusi.

ADVERTISEMENT

Zulkifli mendukung langkah pemerintah, termasuk Kementerian Pertanian (Kementan), yang mendorong peningkatan produksi padi sekaligus menata tata niaga beras nasional. Menurutnya, kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang memperkuat sinergi petani, penggilingan padi, Bulog, dan pedagang pasar merupakan strategi penting untuk menjaga kestabilan harga sekaligus melindungi konsumen.

"Sudah 80 tahun kita merdeka, kita berharap sangat bagaimana merdeka itu bisa benar-benar kita miliki," tambah dia.

Zulkifli menilai kemandirian pangan adalah wujud nyata dari kemerdekaan yang harus dijaga bersama. Karena itu, ia berharap tren penurunan harga beras di Cipinang terus berlanjut sejalan dengan langkah strategis pemerintah di sektor pertanian.

"Harapan kita itu saja, mudah-mudahan ke depan lebih cerah dan bergairah kembali, termasuk pasar dan harga beras bisa pulih kembali," tambahnya.

Tren Harga Beras

Pekerja memanggul beras di Pasar Induk Cipinang, Minggu (2/4/2023). Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional secara telah meningkatkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Artinya saat ini harga beras resmi naik alias semakin mahal. Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Sejalan dengan penurunan harga di Cipinang, tren penurunan harga beras juga terjadi di berbagai daerah. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan Perum Bulog pada Jumat (15/08) lalu di 36 provinsi memperlihatkan bahwa harga beras premium dan medium di sebagian besar wilayah telah mengalami penurunan, bahkan di sejumlah daerah telah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan bahwa tren penurunan harga ini tidak lepas dari intensifnya distribusi beras SPHP yang dilakukan Bulog sejak awal Juli 2025.

"Hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa strategi penyaluran SPHP berhasil menekan harga dan menjaga ketersediaan beras di pasaran. Ini membuktikan bahwa intervensi pasar yang kita lakukan berjalan efektif," ujar dia.

Dari hasil pengecekan, untuk beras premium di ritel modern tercatat 12 provinsi yang harga jualnya telah sesuai HET dan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan harga. Di pasar tradisional, 6 provinsi telah sesuai HET dan 13 provinsi mengalami penurunan harga.

Untuk beras medium di ritel modern terdapat 5 provinsi yang telah sesuai HET dan 7 provinsi mengalami penurunan harga, serta sementara di pasar tradisional 6 provinsi telah sesuai HET dan 17 provinsi mengalami penurunan harga

Menurut Rizal, Bulog telah menetapkan rencana penyaluran SPHP untuk enam bulan ke depan dari Juli hingga Desember 2025, dengan target penyaluran stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 1.3 juta ton. Penyaluran ini dilakukan melalui jaringan distribusi yang luas, melibatkan ritel modern, pasar tradisional, hingga mitra penyalur di daerah.

Sesuai arahan Mentan Amran Sulaiman, penyaluran beras SPHP akan dikonsentrasikan di wilayah-wilayah yang masih mengalami kenaikan harga signifikan. Sementara wilayah yang terpantau sedang panen, penyaluran beras SPHP akan dikurangi atau bahkan dihentikan. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga harga di tingkat petani.

Tonton juga video "Zulhas Usai Lapor Prabowo soal Beras Oplosan: Warga Tak Usah Khawatir" di sini:

Halaman 2 dari 2
(rea/ara)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads