Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Zulkifli Rasyid menyampaikan harga beras mulai turun. Kondisi ini dinilai sebagai tanda perbaikan kondisi perdagangan beras.
Zulkifli Rasyid menilai harga beras sudah mulai mereda seiring dengan kelancaran pasokan. Diharapkan, harga beras semakin membaik ke depannya.
"Alhamdulillah, di Pasar Induk Cipinang kelihatannya sudah mulai kondusif, harga sudah mulai merangkak turun. Mudah-mudahan dapat terus membaik ke depan," ujar Zulkifli dalam keterangannya, Selasa (19/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mentan Klaim Harga Beras Sudah Turun |
Menurut Zulkifli, kelangkaan beras di sejumlah ritel modern justru memberikan dampak positif bagi pedagang di PIBC. Kondisi ini membuat aktivitas jual beli di pasar induk lebih bergairah. Meski begitu, ia menekankan bahwa dinamika perberasan nasional harus dilihat secara menyeluruh, mulai dari sisi produksi hingga distribusi.
Zulkifli mendukung langkah pemerintah, termasuk Kementerian Pertanian (Kementan), yang mendorong peningkatan produksi padi sekaligus menata tata niaga beras nasional. Menurutnya, kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang memperkuat sinergi petani, penggilingan padi, Bulog, dan pedagang pasar merupakan strategi penting untuk menjaga kestabilan harga sekaligus melindungi konsumen.
"Sudah 80 tahun kita merdeka, kita berharap sangat bagaimana merdeka itu bisa benar-benar kita miliki," tambah dia.
Zulkifli menilai kemandirian pangan adalah wujud nyata dari kemerdekaan yang harus dijaga bersama. Karena itu, ia berharap tren penurunan harga beras di Cipinang terus berlanjut sejalan dengan langkah strategis pemerintah di sektor pertanian.
"Harapan kita itu saja, mudah-mudahan ke depan lebih cerah dan bergairah kembali, termasuk pasar dan harga beras bisa pulih kembali," tambahnya.
Tren Harga Beras
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
|
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan bahwa tren penurunan harga ini tidak lepas dari intensifnya distribusi beras SPHP yang dilakukan Bulog sejak awal Juli 2025.
"Hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa strategi penyaluran SPHP berhasil menekan harga dan menjaga ketersediaan beras di pasaran. Ini membuktikan bahwa intervensi pasar yang kita lakukan berjalan efektif," ujar dia.
Dari hasil pengecekan, untuk beras premium di ritel modern tercatat 12 provinsi yang harga jualnya telah sesuai HET dan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan harga. Di pasar tradisional, 6 provinsi telah sesuai HET dan 13 provinsi mengalami penurunan harga.
Untuk beras medium di ritel modern terdapat 5 provinsi yang telah sesuai HET dan 7 provinsi mengalami penurunan harga, serta sementara di pasar tradisional 6 provinsi telah sesuai HET dan 17 provinsi mengalami penurunan harga
Menurut Rizal, Bulog telah menetapkan rencana penyaluran SPHP untuk enam bulan ke depan dari Juli hingga Desember 2025, dengan target penyaluran stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 1.3 juta ton. Penyaluran ini dilakukan melalui jaringan distribusi yang luas, melibatkan ritel modern, pasar tradisional, hingga mitra penyalur di daerah.
Sesuai arahan Mentan Amran Sulaiman, penyaluran beras SPHP akan dikonsentrasikan di wilayah-wilayah yang masih mengalami kenaikan harga signifikan. Sementara wilayah yang terpantau sedang panen, penyaluran beras SPHP akan dikurangi atau bahkan dihentikan. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga harga di tingkat petani.
Tonton juga video "Zulhas Usai Lapor Prabowo soal Beras Oplosan: Warga Tak Usah Khawatir" di sini: