Untuk kedua kalinya, rapat antara Komisi XI DPR RI dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Perkasa Roeslani, dan
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Patria Sjahrir dilakukan secara tertutup.
Rapat pertama digelar pada Rabu (23/7/2025) dengan dua agenda, yakni pengenalan tugas dan fungsi BPI Danantara, serta pemaparan roadmap dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Holding Investasi.
Rapat hari ini, Selasa (19/8/2025), juga membahas roadmap serta RKAP Danantara tahun 2025. Sama seperti sebelumnya, rapat tersebut tidak terbuka untuk umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menjelaskan, rapat dilakukan tertutup karena materi yang dibahas mencakup RKAP Danantara yang berisi sejumlah proyek strategis dengan sektor swasta maupun pemerintah.
"Kalau disampaikan secara terbuka, dikhawatirkan akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Itu tidak mungkin kita sampaikan ke publik karena bisa memengaruhi portofolio investasi itu sendiri," ujar Misbakhun usai rapat di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Menurutnya, informasi yang dibahas juga bisa berdampak pada harga saham di pasar modal. "Kalau di pasar modal akan mempengaruhi harga, membentuk harga, dan sebagainya. Itu bisa menjadi pelanggaran kalau kita sampaikan ke publik," tambahnya.
Selain roadmap dan RKAP, rapat juga membahas neraca awal perusahaan, proyeksi rugi-laba, hingga kinerja Danantara tahun depan.
"Sebagai proyeksi tentu tidak mungkin bisa dibicarakan secara terbuka. Saya minta pengertian teman-teman jurnalis, karena Danantara ini banyak hal yang sifatnya investasi," jelas Misbakhun.
Ia menegaskan, informasi tersebut tidak boleh dijadikan bahan spekulasi. "Kalau dijadikan alat spekulasi, dikhawatirkan akan mengganggu business judgement yang seharusnya murni profesional, tidak dipengaruhi faktor lain di luar bisnis," pungkasnya.
Tonton juga video "Danantara Ungkap 52% BUMN Merugi, Rp 50 T Hilang per Tahun" di sini:
(rrd/rrd)