Penguatan Rantai Pasok Jadi Kunci UMKM Naik Kelas

Penguatan Rantai Pasok Jadi Kunci UMKM Naik Kelas

Amanda Christabel - detikFinance
Jumat, 22 Agu 2025 18:04 WIB
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza DamanikFoto: Amanda Christabel/detikcom
Jakarta -

Penguatan rantai pasok melalui kemitraan bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) dinilai bisa mendorong produktivitas UMKM. Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik, mengatakan kemitraan business to business (B2B) yang bisa memperkuat sektor UMKM.

"Bukan kemitraan yang sifatnya charity, bukan karena kasihan. Tapi ini adalah kemitraan rantai pasok, business to business (B2B) yang bisa memperkuat ekosistem usaha. Dengan kemitraan itu, kami berharap nantinya usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah kita ini bisa menjadi bagian dari rantai pasok usaha yang lebih besar," ujarnya dalam talkshow di acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025, di Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Pesta Rakyat untuk Indonesia, yang diinisiasi Sampoerna, merupakan platform kolaboratif tahunan yang bertujuan memperkuat ekonomi rakyat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riza bilang, untuk mencapai Indonesia Emas di 2045, ia tengah mendorong signifikansi sektor UMKM. Hal ini seiring dengan populasi UMKM di Indonesia yang cukup besar, yakni mencapai 60 juta unit usaha.

"Signifikansi daripada UMKM kita itu jelas karena populasinya paling besar, tapi di saat yang sama kami sedang memperkuat, melakukan pendampingan, melakukan kurasi, melakukan fasilitasi," katanya.

ADVERTISEMENT

Hasil akhir yang diharapkan dari sejumlah strategi itu, Riza bilang, pemerintah mau mendorong kualitas ekonomi Indonesia mengalami kenaikan dengan mendongkrak sektor UMKM.

"Dengan harapan tadinya, satu dia terjadi transformasi informal ke formal, dan yang kedua semakin kuat kemitraan rantai pasok kita, sehingga kualitas ekonomi kita ke depan semakin baik lagi," tutur Riza.

Kementerian UMKM juga menyebut digitalisasi dan pendampingan UMKM memainkan peran penting agar pengusaha usaha mikro bisa naik kelas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pendampingan UMKM seperti yang dilakukan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) ikut mendorong pengusaha UMKM meningkatkan kesejahteraan mereka.

Transformasi Digital dan Peran Penting Sampoerna

Riza melanjutkan sejalan dengan tren belanja konsumen, transformasi digital bagi UMKM menjadi keniscayaan. Sebelum pandemi, katanya, hanya sebanyak 9 juta UMKM yang masuk dalam ekosistem digital tetapi saat ini sudah lebih dari 25 juta UMKM.

Pertumbuhan signifikan itu, lanjutnya, karena UMKM merasakan manfaat dari digitalisasi. Kementerian UMKM percaya digitalisasi bukan semata-mata tentang onboarding tetapi yang paling penting ialah bahwa UMKM yang onboarding itu semakin produktif.

"Nah, bahwa Sampoerna melakukan upaya-upaya pelatihan, pendampingan dan seterusnya, itu adalah bagian penting menurut saya," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Sampoerna Elvira Lianita mengatakan Sampoerna percaya kolaborasi semua pihak, baik itu swasta, pemerintah, akademisi dan lainnya sangat penting untuk menciptakan kedaulatan ekonomi kerakyatan.

"Sampoerna melihat bahwa kami memiliki peran yang bisa terus mendorong pertumbuhan ekonomi. Itulah mengapa Sampoerna sangat konsisten, salah satunya untuk mendampingi UMKM. Tambah lagi, Sampoerna yang genap 112 tahun dimulai dari UMKM," katanya.

Elvira menuturkan salah satu wujud kolaborasi pemerintah dan swasta itu tampak pada upaya pemulihan pengusaha UMKM, Mama Khas Banjar di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Juli 2025 lalu. Toko Mama Khas Banjar sebelumnya sempat mati suri lantaran permasalahan hukum.

Kementerian UMKM bersama Sampoerna berkolaborasi untuk membantu Toko Mama Khas Banjar agar bisa beroperasi kembali. Pasalnya, Toko Mama Khas Banjar menjadi ujung tombak ekonomi dan pemasaran produk dari para nelayan dan petani di sekitar lokasi usaha.

"Bersama Kementerian UMKM, kami memperbaiki usahanya, memperbaiki tokonya melalui SRC. Ini kemudian menginspirasi kami untuk mengadakan kompetisi Pojok Lokal," jelasnya.

Elvira menjelaskan, Sampoerna melalui Payung Program Keberlanjutan "Sampoerna untuk Indonesia" telah membina pedagang toko kelontong lewat Sampoerna Retail Community (SRC) sejak 2008.

Saat ini jumlah toko kelontong yang masuk ke dalam ekosistem SRC telah mencapai 250.000 toko di seluruh Indonesia. Setiap toko SRC menyediakan Pojok Lokal sebagai tempat bagi para ibu dan UMKM sekitar toko untuk memasarkan produk.

Selain SRC, Sampoerna juga mendukung lahirnya wirausaha dan mendampingi UMKM yang ingin naik kelas lewat Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Sampoerna menyediakan fasilitas pelatihan terintegrasi di Pasuruan, Jawa Timur untuk membantu UMKM mengembangkan usaha dari sisi produksi hingga akses pasar.

"Sampoerna membantu toko kelontong untuk terkoneksi secara digital melalui aplikasi AYO by SRC yang telah dirilis sejak 2019. Digitalisasi dengan pendampingan yang intensif telah membantu pemilik toko SRC meningkatkan omsetnya," jelasnya.

Pada saat bersamaan, melalui SETC, Sampoerna mendampingi UMKM untuk masuk ke platform online di e-Commerce, membuat UMKM bisa mengembangkan media sosial hingga memiliki website sendiri.

Elvira menuturkan dari 250.000 anggota SRC, sekitar 90% telah terkoneksi secara digital. Adapun, sebanyak 1.600 UMKM yang didampingi melalui SETC, 80% telah memiliki akses ke ekosistem digital.

"Sampoerna melihat digitalisasi sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dari kelangsungan usaha UMKM di Indonesia," tambahnya.

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads