China Ungkap Dana Subsidi Mobil Listrik Ngalir ke Tesla-BYD, Segini Besarnya

China Ungkap Dana Subsidi Mobil Listrik Ngalir ke Tesla-BYD, Segini Besarnya

Ilyas Fadilah - detikFinance
Minggu, 24 Agu 2025 23:00 WIB
Dugaan Perbudakan di Pabrik BYD di Brasil dan Investasi Cina
Foto: DW (News)
Jakarta -

China merilis rincian penyaluran subsidi untuk perusahaan kendaraan energi baru (NEV) untuk periode 2016-2020, beserta alokasi untuk 2021-2022. Data ini memperlihatkan bagaimana peta industri berubah sepanjang tahun diberlakukannya subsidi di negara tersebut.

Menurut data Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) awal bulan ini, dalam tujuh tahun sejak 2016 hingga 2022, subsidi secara bertahap bergeser dari perusahaan pelat merah ke produsen besar dan start-up baru.

Dilansir dari SCMP, Minggu (24/8/2025), total subsidi yang dicairkan pada 2016-2020 mencapai 1,65 miliar yuan atau US$ 230 juta, atau sekitar Rp 3,76 triliun (kurs Rp 16.200/US$ 1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beijing Electric Vehicle Co. muncul sebagai penerima terbesar dengan 556 juta yuan, atau sepertiga dari total subsidi. Sebaliknya, BYD hanya memperoleh 15,74 juta yuan, sementara Tesla yang baru pertama kali mengajukan pada 2020 menerima 3,59 juta yuan.

ADVERTISEMENT

MIIT menjelaskan, ada sejumlah produsen yang menerima lebih kecil dari pengajuan karena dokumen tidak sesuai atau data kendaraan yang diwajibkan tidak diunggah. Adapun alokasi subsidi untuk 2023-2024 belum diumumkan.

Pada 2021-2022, mulai terlihat pergeseran distribusi subsidi. Anak usaha BYD di Shaanxi mendapat 37,91 juta yuan, unit di Shenzhen memperoleh 35,56 juta yuan, sementara anak usaha Tesla di Shanghai kebagian 30,15 juta yuan.

Leapmotor, produsen EV yang didukung Stellantis, menjadi satu-satunya start-up yang menerima subsidi dengan total 2,76 juta yuan. Data ini menunjukkan subsidi makin condong ke produsen besar dan pemain baru tertentu, menandakan transisi dari dominasi BUMN menuju pasar yang lebih beragam.

Zhou Lijun, direktur sekaligus peneliti utama di Yiche Research, mengatakan pemerintah akan terus menyesuaikan kebijakan subsidi NEV secara dinamis. Menurut dia, nilai subsidi kemungkinan akan berangsur turun ke depan.

(ily/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads