Transmigrasi Tak Cuma soal Pemerataan, tapi Bisa Gali Potensi Ekonomi Daerah

Transmigrasi Tak Cuma soal Pemerataan, tapi Bisa Gali Potensi Ekonomi Daerah

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 25 Agu 2025 12:46 WIB
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza memberikan kuliah umum kepada mahasiwa mahasiswi dalama Gerakan Batik Nusantara, Rabu (30/7/2025).
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza bicara tentang potensi besar transmigrasi dalam menggerakkan perekonomian daerah. Keberadaan transmigrasi diproyeksikan mampu mendukung perkembangan optimalisasi pengembangan produk-produk unggulan RI.

Faisol mengatakan, melalui pendekatan hilirisasi industri berbasis sentra daya lokasi dan sumber daya lokal, program transmigrasi dapat memperkuat rantai pasok bahan baku, membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.

"Transmigrasi bukan hanya solusi pemerataan penduduk tapi juga memiliki potensi besar sebagai penggerak perekonomian di daerah," kata Faisol dalam acara Pembekalan dan Pelepasan Tim Ekspedisi Patriot di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faisol mengatakan, potensi sumber daya lokal yang dapat menjadi produk unggulan daerah transmigrasi antara lain pengolahan kakao, di mana produksi dalam negeri masih jauh di bawah kebutuhan nasional.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan bahan paparan yang disajikan Faisol, jumlah produksi kakao dalam negeri saat ini baru mencapai 210 ribu ton biji kakao dan kebutuhannya mencapai 700 ribu ton. Padahal, kakao sendiri punya potensi besar khususnya dalam hilirisasi.

"Bahkan biji kakao yang kita produksi hari ini dibutuhkan untuk ekspor dan pengolahan industri kakao di dalam negeri. Biji kakao dapat diolah menjadi pasta, bubuk, hingga produk kosmetik dan farmasi. Daerahnya hari ini tersebar di Aceh, Sulawesi, dan Papua Barat," ujarnya.

Selain Kakao, Faisol juga menyebut kopi sebagai produk favorit dan dibutuhkan pasar global. Kebutuhannya masih sangat tinggi termasuk untuk kebutuhan nasional, mencapai 425 ribu ton biji dengan total produksi 700 ribu ton biji.

"Diolah menjadi kopi bubuk, kopi instan, produk makanan, bahkan body care. Daerah potensialnya ada di Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, serta NTB," imbuhnya.

Komoditas strategis yang lain adalah sawit dan karet. Menurutnya, ada banyak cerita sukses transmigran yang berhasil mengolah kedua komoditas tersebut, ada Sumatera Selatan, Bangka Belitung, hingga Lampung.

Faisol menambahkan, hilirisasi sawit bisa menghasilkan biofuel, oleokimia, hingga biomaterial. Sementara karet untuk produksi bahan, sarung medis, hingga untuk keperluan komponen pendukung infrastruktur.

"Ada juga, gula dan jagung yang juga menjadi prioritas pemerintah hari ini untuk kemandirian atau ketahanan pangan. Produksi gula dalam negeri masih sangat kecil, 2,2 sampai 2,6 juta ton. Kebutuhan nasionalnya mencapai 6,14 juta ton," ujarnya.

Pemerintah sendiri menargetkan swasembada gula di 2028 dan gula industri di 2030. Selain itu, ia juga menyinggung potensi komoditas jagung, khususnya sebagai pakan. Jagung jumlah produksinya dalam negeri mencapai 15,88 juta ton. Sedangkan kebutuhannya mencapai 8 juta ton.

"Jagung merupakan produk yang sebenarnya sangat mudah untuk dikelola. Dan saya kira hampir semua transmigran akan memiliki kemampuan untuk mengolah jagung. Dan jagung diarahkan oleh pemerintah untuk juga menjadi pakan ruminansia dan unggas untuk mendukung kolaborasi lintas sektor," kata dia.

Berikutnya ada komoditas sagu dan minyak atsiri dengan potensi yang menurutnya sangat besar dan banyak tersebar di Papua, Maluku, dan Sulawesi. Salah satu pengolahan dari minyak atsiri ialah parfum beraroma paculi yang merupakan hasil asli dari Sulawesi.

"Hilirisasi menjadi salah satu sektor yang sangat erat kaitannya dengan transmigrasi. Sehingga apapun yang dilakukan oleh pemerintah hari ini pada dasarnya adalah melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh para transmigran bertahun-tahun lamanya. Karena transmigrasi mampu menjadi motor pembangunan ekonomi daerah hingga memperkuat fondasi kemandirian industri nasional," ujar Faisol.

Simak juga Video: Reforminer: Hilirisasi Minerba Genjot Ekonomi Daerah, tapi Kedalaman Kemiskinan Naik

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads