Asing Soroti Ricuh Demo DPR, Sebut Tunjangan Rumah 10 Kali UMR Jakarta

Asing Soroti Ricuh Demo DPR, Sebut Tunjangan Rumah 10 Kali UMR Jakarta

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 26 Agu 2025 12:49 WIB
Massa pelajar menggelar demonstrasi di Jalan Gerbang Pemuda depan TVRI, Jakarta, Senin (25/8/2025). Massa diadang polisi saat menuju ke Jl Gatot Subroto arah gedung DPR. Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa. Sebagian massa juga sempat menjebol gerbang menuju DPR dari samping Senayan Park. Mereka juga menjebol pagar TVRI namun sudah dicegah petugas keamanan TVRI.
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Aksi demonstrasi yang dilakukan ribuan orang di sekitar gedung DPR-MPR RI, Senin (25/8) kemarin, mendapat sorotan dari media asing. Salah satu yang menjadi sorotannya adalah pemberian tunjangan perumahan untuk anggota DPR yang dinilai sangat besar hingga memicu amarah masyarakat.

Media asing asal Singapura, Channel News Asia (CNA), dalam laporan "Protesters in Indonesia slam new US$ 3,000 monthly housing perk for MPs," menjelaskan aksi demonstrasi dipicu oleh pemberian tunjangan baru bagi Anggota Parlemen (MP) di tengah ketidakpastian ekonomi dan langkah-langkah penghematan pemerintah.

"Tunjangan perumahan bulanan baru sebesar Rp 50 juta (US$ 3.075) untuk anggota parlemen hampir 10 kali lipat upah minimum di ibu kota dan kota terbesar Indonesia, Jakarta," tulis CNA dalam laporannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pemberitaannya, CNA menyebut tunjangan bulanan baru yang diperuntukkan anggota DPR sewa rumah ini muncul hanya beberapa hari setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan langkah-langkah penghematan anggaran lebih jauh untuk membiayai sejumlah program ambisius pemerintahnya.

Alhasil pemberian tunjangan tersebut dianggap tidak sensitif oleh para ahli dan masyarakat Indonesia pada umumnya. membuat sebagian besar masyarakat melampiaskan ketidakpuasan mereka di media sosial selama berhari-hari.

ADVERTISEMENT

Tidak cukup sampai di sana, ratusan warga Indonesia dari kelompok mahasiswa dan organisasi lainnya akhirnya memutuskan untuk melakukan protes di luar gedung parlemen di Jakarta. Beberapa peserta demo mengatakan mereka bergabung karena frustrasi terhadap ketidakpedulian para pembuat undang-undang terhadap perjuangan warga negara biasa.

"Sungguh memilukan. Banyak orang masih berpenghasilan kurang dari 50.000 rupiah sehari. Mereka seharusnya melihat betapa buruknya kondisi masyarakat Indonesia saat ini," ujar Ivan, seorang mahasiswa, kepada CNA.

"Daripada memberikan tunjangan, uang tersebut seharusnya digunakan untuk meningkatkan gaji guru agar mereka bisa hidup layak atau menciptakan lapangan kerja," kata demonstran lain bernama Zico.

Tak hanya tunjangan perumahan, media asal Singapura ini turut menyoroti adanya kenaikan tunjangan bulanan lain yang diterima para anggota parlemen. Semisal kenaikan tunjangan beras dan bahan bakar minyak (BBM).

"Anggota DPR juga akan mendapat kenaikan tunjangan beras dari Rp 10 juta menjadi Rp 12 juta per bulan, dan tunjangan bahan bakar dari Rp 5 juta menjadi Rp 7 juta per bulan," papar CNA.

Lihat juga Video: Momen Komisi I DPR Buru-buru Akhiri Rapat, Takut Kejebak Demo

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads