Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid bicara tentang digitalisasi yang telah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Ia mengingatkan, kondisi ini sedikit banyak akan mempengaruhi sektor pekerja RI.
Meutya mengatakan, perkembangan pesat digitalisasi di Indonesia tergambar melalui perluasan implementasi sistem pembayaran digital melalui QRIS yang sudah tembus 32,7 merchant di seluruh Indonesia. Total nilai transaksi capai Rp 42 triliun, mencakup warung kecil di desa sampai di ibu kota.
Melihat saat ini digitalisasi telah menjadi tulang punggung ekonomi, menurutnya peran digitalisasi akan semakin melekat seiring dengan peningkatan target pertumbuhan ekonomi RI. Kondisi ini diperkirakan sedikit banyak mendorong terciptanya disrupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau per hari ini saja sudah menjadi tulang punggung ekonomi, mungkin saya akan mengucap sesuatu yang lebih jujur, sudah pasti akan terdisrupsi oleh teknologi ini," kata Meutya, dalam acara Indonesia Summit 2025 di Tribrata Hotel, Rabu (27/8/2025).
Disrupsi ini berpeluang juga akan mempengaruhi sektor pekerja RI. Diperkirakan, akan ada banyak pekerjaan yang lebih mengandalkan teknologi, bahkan berpotensi menghilangkan pekerjaan-pekerjaan konvensional.
"Saya selalu berhati-hati ketika bicara ini karena tidak mau membuat risau, tapi di saat yang bersamaan kita harus siap akan banyak pekerjaan yang berubah, akan banyak orang terdampak, akan banyak pekerjaan konvensional yang hilang. Ini dipahami oleh pemerintah dan juga mudah-mudahan dipahami oleh masyarakat," ujarnya.
Meutya mengatakan, kondisi ini terjadi secara global. Dalam menghadapi situasi tersebut, menurutnya pemerintah perlu bekerja sama dengan pihak swasta, media, dan anak-anak muda untuk mendorong edukasi tentang digitalisasi itu sendiri.
Ia menekankan, digitalisasi bukan hanya menggerus atau mengurangi jumlah tenaga kerja yang ada tapi juga secara signifikan menambah lapangan kerja. Dalam hal ini, akan terbentuk lapangan kerja baru.
"Kita punya track record terkait itu kita punya banyak perusahaan digital yang kemudian melahirkan banyak pekerjaan-pekerjaan baru lainnya. Jadi kita perlu cukup confident untuk menghadapi ini, kita anak-anak muda yang kreatif sehingga saya meyakini bahwa kita mampu kemudian menciptakan peluang-peluang kerja baru dengan digitalisasi," kata dia.
Tonton juga video "Pramono Kaget, 45% Pelamar Loker Damkar dari Luar Jakarta" di sini:
(acd/acd)