Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia berhasil membukukan surplus US$ 4,17 miliar, sekaligus menandai rekor 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan surplus Juli 2025 ditopang ekspor nonmigas yang mencapai US$ 23,81 miliar, naik 12,83% dibanding tahun lalu. Sementara impor nonmigas tercatat US$ 18,06 miliar, sehingga neraca nonmigas surplus US$ 5,75 miliar.
"Komoditas utama penyumbang surplus Juli adalah lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja," kata Pudji dalam konferensi pers virtual, Senin (1/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, neraca perdagangan migas masih defisit US$ 1,58 miliar akibat tingginya impor minyak mentah dan hasil minyak. Meski begitu, kinerja ekspor yang lebih kuat tetap menjaga neraca dagang Indonesia di jalur positif.
Sejak awal tahun, total ekspor Januari-Juli 2025 sudah mencapai US$ 160,16 miliar, sedangkan impor US$ 136,51 miliar. Dengan capaian ini, neraca perdagangan kumulatif Indonesia masih surplus besar.
Simak juga Video 'Luhut Beberkan Rencana Penyaluran Bansos via Aplikasi Digital':
(aid/rrd)