Di Atas Rata-rata Dunia, Ongkos Transportasi Jadi Beban Rakyat RI

Di Atas Rata-rata Dunia, Ongkos Transportasi Jadi Beban Rakyat RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 04 Sep 2025 07:30 WIB
Warga menumpangi Bus TransJakarta dari Halte Bundaran HI, Jakarta, Minggu (17/8/2025). Spesial memperingati hari ini, pemerintah memberlakukan tarif khusus Rp 80 untuk transportasi Transjakarta, MRT, KRL, dan LRT sampai besok.
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Masyarakat Indonesia memiliki pengeluaran transportasi di atas rata-rata. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan pengeluaran transportasi mencapai 12,46% dari total biaya hidup masyarakat di Indonesia.

Menurut Dirjen Integrasi Transportasi dan Multimoda (Ditjen Intram) Kemenhub Risal Wasal, standar idealnya pengeluaran untuk transportasi tidak lebih 10% dari total biaya hidup, sesuai standar Bank Dunia di 2023.

Menurutnya, integrasi tarif dan sistem pembayaran pada transportasi umum multimoda dapat jadi solusinya. Integrasi pembayaran transportasi publik adalah kunci untuk menekan biaya, meningkatkan efisiensi, dan memperluas jangkauan integrasi transportasi berkelanjutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biaya sebesar itu tentu menjadi beban bagi masyarakat. Dengan adanya integrasi tarif dan sistem pembayaran terpusat, beban itu bisa ditekan," jelas Risal dalam keterangan resminya, Rabu (3/9/2025).

Saat ini integrasi tarif antar moda transportasi dicontohkan Risal sudah diterapkan di Jakarta pada layanan Transjakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta. Tarif maksimum ditetapkan Rp 10.000 untuk perjalanan lintas moda dalam tiga jam.

ADVERTISEMENT

Ke depan, pihaknya akan memperluas integrasi semacam ini dengan menghubungkan moda lain di bawah PT Kereta Api Indonesia, seperti KAI Commuter dan LRT Jabodebek.

"Langkah integrasi tarif ini menjadi pondasi menuju konsep yang lebih luas, yakni Mobility as a Service (MaaS). Dalam konsep ini, berbagai moda transportasi dapat direncanakan, dipesan, dan dibayar dalam satu platform terintegrasi. Dengan begitu, masyarakat akan menikmati perjalanan yang lebih mudah, murah, dan efisien," tegas Risal.

Selain faktor biaya, tantangan menekan pengeluaran masyarakat bisa muncul dari tingginya mobilitas masyarakat. Di Jabodetabek saja, pergerakan harian mencapai lebih dari 75 juta perjalanan. Tanpa integrasi yang baik, arus mobilitas sebesar ini sulit dikelola secara efektif dan justru menambah beban biaya maupun waktu tempuh bagi masyarakat.

Dalam catatan detikcom, berdasarkan data BPS, jika dirinci berikut ini daerah-daerah yang memiliki besaran ongkos transportasi di atas rata-rata:

1. Bekasi: Rp 1,91 juta per bulan atau sekitar 14% dari total biaya hidup

2. Depok: Rp 1,80 juta per bulan atau sekitar 16,3% dari total biaya hidup

3. Surabaya: Rp 1,62 juta per bulan atau sekitar 13,6% dari total biaya hidup

4. Jakarta: Rp 1,59 juta per bulan atau sekitar 11,8% dari total biaya hidup

5. Bogor: Rp 1,23 juta per bulan atau sekitar 12,54% dari total biaya hidup

6. Batam: Rp 1,17 juta per bulan atau sekitar 12,8% dari total biaya hidup

7. Makassar: Rp 1,15 juta per bulan atau sekitar 11,52% dari total biaya hidup

8. Jayapura: Rp 1,12 juta per bulan atau sekitar 12,4% dari total biaya hidup

9. Balikpapan: Rp 981 ribu per bulan atau sekitar 11,51% dari total biaya hidup

10. Palembang: Rp 918 ribu per bulan atau sekitar 11% dari total biaya hidup

Simak juga Video 'MRT Sepi Penumpang di Awal Pekan':

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads