Domino's Pizza Tutup 312 Gerai, Bikin Rugi Rp 60 Miliar Lebih

Domino's Pizza Tutup 312 Gerai, Bikin Rugi Rp 60 Miliar Lebih

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 05 Sep 2025 19:00 WIB
dominos
Ilustrasi/Foto: iStock/Domino's
Jakarta -

Jaringan restoran pizza ternama, Domino's, menutup 312 gerainya yang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah itu, penutupan paling banyak terjadi di Jepang dengan 233 gerai yang diberhentikan operasionalnya.

Melansir Financial Review, Jumat (5/9/2025), Imbas penutupan itu Domino's Pizza Enterprises selaku pengelola jaringan harus menelan biaya restrukturisasi hingga US$ 121 juta atau setara Rp 1,98 triliun (kurs Rp 16.438/dolar AS). Hal ini kemudian menyebabkan kerugian bersih sebesar US$ 3,7 juta atau Rp 60,82 miliar.

Kinerja perusahaan ini dinilai sangat jauh berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana mereka masih bisa mencetak laba sebesar $92,3 juta atau Rp 1,51 triliun. Secara keseluruhan Domino's Pizza Enterprises mengoperasikan 3.500 gerai di Australia, Selandia Baru, Eropa, dan Asia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di luar itu, jaringan pizza tersebut juga sudah memotong dividen terakhirnya dari 50,4 sen per lembar saham menjadi 21,5 sen per lembar saham. Membuat Domino's yang sangat diminati karena fasilitas pesan antarnya yang banyak digunakan saat pandemi Covid-19.

Ketua Eksekutif Domino's, Jack Cowin, mengatakan perusahaan kini akan berfokus pada langkah fundamental untuk menjaga daya saing. Termasuk penghematan biaya, investasi ulang pada pemasaran, serta dukungan tambahan bagi mitra waralaba.

ADVERTISEMENT

Bahkan salah satu upayanya, Domino's Pizza Enterprises berencana menghentikan diskon dan penggunaan voucher. Alih-alih diskon dan voucer, perusahaan memakai strategi harga rendah sehari-hari demi bisa menghentikan kemerosotan penjualan yang mengakibatkan kerugian tahunan pertamanya dalam 20 tahun.

Sebab menurut Cowin, banyak pelanggan bingung dengan banyaknya diskon yang ditawarkan dan terbiasa membeli pizza hanya saat ada diskon khusus. Membuat penjualan sehari-harinya jadi sangat terdampak.

"Kita tidak tahu apa yang akan kita dapatkan. Salah satu masalahnya adalah orang-orang tidak mendapatkan kejelasan tentang penawaran yang bagus," kata Cowin.

Lebih lanjut, Cowin mengatakan Domino's akan meningkatkan program penghematan biayanya dengan teknologi dan pemasaran sebagai fokus utama. Meski menurutnya strategi penghentian diskon dan voucher dapat mengakibatkan penurunan penjualan dalam jangka pendek.

"Bisnis ini punya sejarah yang selalu berorientasi pada penjualan dengan segala cara, itu salah. Kami akan menoleransi penurunan penjualan jika lebih menguntungkan," ujarnya.

"Kita harus bekerja keras untuk membuat pelanggan mengerti bahwa ada penawaran yang lebih bernilai daripada yang mereka dapatkan saat ini," sambung Cowin.

(igo/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads