Perancang busana juga pemilik jenama Armani, Giorgio Armani wafat pada usia 91 yang diumumkan pada Kamis (4/9). Harta kekayaannya senilai Rp 199 triliun dilaporkan akan diwariskan pada enam ahli waris.
Giorgio Armani meninggal dunia hanya beberapa minggu sebelum perayaan ulang tahun merek fesyennya ke-50, yang rencananya berlangsung di Milan Fashion Week. Perusahaan pelopor mode ini menghasilkan US$ 2,7 miliar per tahun setara Rp 44,4 triliun (kurs Rp 16.462).
Mengutip dari Daily Mail, Sabtu (6/9/2025), kerajaan bisnis modenya bernilai lebih dari US$ 12,1 miliar atau sekitar Rp 199 triliun yang mencakup bisnis pakaian, aksesori, perabot rumah tangga, parfum, kosmetik, buku, bunga, hingga cokelat.
Penerus Bisnis Armani
Pada Agustus 2025, Armani mengatakan kepada The Financial Times bahwa ia ingin para kolaborator dan keluarganya menjadi penerusnya. Untuk diketahui, Armani tidak menikah dan tidak memiliki anak.
Laporan perusahaan dan sejumlah media menunjukkan bahwa para penerusnya termasuk saudara perempuan Armani yaitu Rosanna, dua keponakan perempuannya, satu keponakan laki-laki, pasangan sekaligus tangan kanannya, Leo Dell'Orco, serta sebuah yayasan amal.
Para penerus ini sudah menjabat di dewan direksi perusahaan, dan kabarnya akan menerima saham sesuai dengan anggaran dasar yang ditetapkan Armani pada 2016. Keponakan laki-laki dan perempuannya memegang posisi senior di rumah mode mewah tersebut.
"Rencana suksesi saya terdiri dari transisi bertahap tanggung jawab yang selalu saya tangani kepada orang-orang terdekat saya," ujar Armani.
Ia juga menyebut Dell'Orco merupakan kepala desain busana pria, juga keluarganya dan sebagai rekan kerja. "Saya ingin suksesi ini berlangsung secara alami dan bukan momen yang tiba-tiba," ujarnya.
(ara/ara)