Harta Orang Kaya Singapura Meledak Rp 3.900 Triliun, Ini 10 Sultannya!

Harta Orang Kaya Singapura Meledak Rp 3.900 Triliun, Ini 10 Sultannya!

Amanda Christabel - detikFinance
Sabtu, 06 Sep 2025 11:30 WIB
Harta Orang Kaya Singapura Meledak Rp 3.900 Triliun, Ini 10 Sultannya!
Foto: Infografis detikcom/Fuad Hasim
Jakarta -

Pada peringatan 60 tahun kemerdekaan Singapura, negara tersebut mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,3% pada paruh pertama 2025. Hal ini disinyalir berkat lonjakan ekspor di tengah ketidakpastian terkait tarif.

Efeknya, orang-orang terkaya di negara ini memiliki kekayaan bersih yang naik hampir seperempatnya, melonjak ke rekor US$ 239 miliar atau setara Rp 3.934 triliun. Berikut adalah daftar 10 orang terkaya di Singapura versi Forbes, dikutip Sabtu (7/9/2025):

1. Eduardo Saverin

Selama tiga tahun berturut-turut, Eduardo Saverin menjadi peraih kekayaan terbesar dalam dolar dan memimpin kelompok 41 orang yang kekayaannya meningkat. Salah satu pendiri Facebook dan warga negara Singapura yang telah lama tinggal di sana ini menambahkan US$ 14 miliar sehingga kekayaan bersihnya menjadi US$ 43 miliar, atau setara Rp 707 triliun. Hal ini berkat lonjakan iklan berbasis AI yang menyebabkan saham perusahaan Meta Platforms melonjak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Kwek Leng Beng dan keluarga

Taipan real estat Kwek Leng Beng naik dua peringkat ke posisi kedua berkat kekayaannya yang ia bagi bersama keluarganya, naik 24% menjadi US$ 14,3 miliar atau setara Rp 235 triliun. Hal ini terutama karena informasi baru tentang kepemilikan keluarganya.

Sebagai informasi, Kwek menggugat putranya, Sherman Kwek, CEO perusahaan unggulan City Developments, ke pengadilan karena menunjuk direktur baru tanpa mengikuti proses hukum. Dua minggu kemudian ia berdamai serta mencabut gugatan tersebut.

ADVERTISEMENT

3. Robert & Philip Ng

Dua bersaudara pemilik properti ini turun ke posisi 3 dan kekayaan gabungan mereka turun menjadi US$ 14,1 miliar atau setara Rp 232 triliun. Hal ini akibat krisis properti di Hong Kong yang berdampak pada saham mereka di sana.

4. Keluarga Goh

Keluarga Goh, yang terdiri dari ahli waris taipan di bidang cat Goh Cheng Liang, masuk urutan ke-4 dengan kekayaan senilai US$ 13,1 miliar atau setara Rp 215 triliun. Goh Cheng Liang meninggal dunia pada bulan Agustus di usia 98 tahun.

Saham Nippon Paint Holdings, yang dipimpin oleh putra mendiang sang patriark, Goh Hup Jin, naik hampir 30% dibandingkan tahun lalu setelah mengakuisisi produsen bahan kimia khusus dari Amerika Serikat (AS), AOC, pada 2024.

5. Li Xiting

Li Xiting adalah salah satu pendiri dan ketua Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics, sebuah perusahaan pemasok alat kesehatan. Mindray didirikan pada 1991 dan berkantor pusat di Shenzhen. Li, yang merupakan warga negara Singapura, membagi waktunya antara Shenzhen dan Singapura.

Perusahaan tersebut mengakuisisi 21% saham APT Medical, produsen peralatan kardiologi yang berbasis di Shenzhen, dengan nilai lebih dari US$ 900 juta pada tahun 2024. Salah satu pendiri dan direktur Mindray, Xu Hang, juga seorang miliarder. Kekayaannya saat ini senilai US$ 13,2 miliar atau setara Rp 217 triliun.

10 Sultan Singapura 2025! Siapa yang Paling Tajir?

Singapuran menjadi salah satu negara terkaya di ASEAN dan dunia Foto: Getty Images/Chris McGrath

6. Forrest Li

Lulusan Stanford, Forrest Li, mendirikan dan mengelola perusahaan game daring dan e-commerce Sea, yang juga memiliki saham di bidang pembayaran elektronik dan jasa keuangan. Li masuk dalam jajaran orang terkaya di Singapura setelah mencatatkan Sea di Bursa Efek New York pada 2017.

Didukung oleh Tencent, yang memiliki saham cukup besar, Sea juga menarik investor lain seperti perusahaan ekuitas swasta General Atlantic dan putra miliarder Malaysia Robert Kuok, Kuok Khoon Hua. Pada 2023, Sea membukukan laba bersih tahunan pertamanya sejak IPO. Sea juga meluncurkan layanan perbankan digital di Asia Tenggara, Taiwan, dan Brasil. Kini, kekayaan Li tercatat sebesar US$ 12,1 miliar atau setara Rp 199 triliun.

7. Keluarga Khoo

Keluarga Khoo adalah ahli waris mendiang bankir Khoo Teck Puat, yang berinvestasi di Standard Chartered Bank pada 1986. Sebagian besar kekayaan mereka berasal dari penjualan saham di Standard Chartered Bank senilai US$ 4 miliar pada 2006.

Keluarga Khoo juga mengendalikan Goodwood Group of Hotels, yang memiliki Goodwood Park Hotel yang bersejarah di Singapura dengan Mavis Khoo-Oei sebagai ketuanya. Khoo Foundation, badan amal keluarga tersebut, juga mendanai Rumah Sakit Khoo Teck Puat di Singapura yang dibuka pada 2010. Kekayaan mereka tercatat sebanyak US$ 10,1 miliar atau setara Rp 166 triliun.

8. Keluarga Wee

Keluarga Wee adalah ahli waris mendiang bankir Wee Cho Yaw, yang menjabat sebagai ketua emeritus United Overseas Bank (UOB) ketika beliau meninggal dunia pada 2024 di usia 95 tahun. Putra tertua Wee, Wee Ee Cheong, menjabat sebagai wakil ketua dan CEO UOB, sementara putra bungsunya, Wee Ee Lim, memiliki kursi di dewan direksi.

Pada 2022, UOB-bank dengan aset terbesar ketiga di Singapura-setuju untuk membeli bisnis perbankan konsumen Citibank yang tersebar di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam dengan harga sekitar US$ 3,6 miliar. Kekayaan keluarga ini berasal dari kepemilikan saham di UOB, pengembang properti UOL Group dan Kheng Leong, serta Haw Par, produsen salep Tiger Balm yang ikonis.

Pada April 2025, UOB dan Yayasan Wee, yayasan filantropi milik keluarga, menjanjikan sumbangan gabungan sebesar US$ 110 juta kepada NTU Singapura untuk inisiatif pendidikan baru seperti pengembangan kewirausahaan. Kini, kekayaan mereka tercatat sebesar US$ 10 miliar atau setara Rp 164 triliun.

9. Leo KoGuan

Leo KoGuan adalah pendiri dan ketua perusahaan penyedia teknologi informasi SHI International senilai US$ 9,5 miliar (penjualan), yang dipimpin oleh mantan istrinya, Thai Lee, yang juga seorang miliarder.

KoGuan, yang pernah mengklaim sebagai pemegang saham individu terbesar ketiga Tesla, kini menjadi kritikus Elon Musk dan mengatakan ia telah menjual sebagian besar sahamnya. Ia lahir di Indonesia, meraih gelar master dari Universitas Columbia serta gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum New York.

Ia mengatakan investasi pertamanya adalah di real estat Manhattan, yang kemudian ia jual untuk membeli perusahaan penjual perangkat lunak, pendahulu SHI, dengan harga kurang dari US$ 1 juta pada 1989. Pada awal kekacauan pasar akibat pandemi, ia menjual sebagian besar kepemilikan sahamnya, termasuk saham Baidu dan Nvidia, untuk membeli opsi beli jangka panjang Tesla.

KoGuan membayar sekitar US$ 50 juta pada 2020 untuk membeli penthouse terbesar di Singapura di Wallich Residence, Guoco Tower, dari miliarder Inggris James Dyson. Harta kekayaannya kini tercatat sebesar US$ 8,4 miliar atau setara Rp 138 triliun.

10. Zhang Yong dan Shu Ping

Zhang Yong adalah ketua jaringan restoran hot pot Sichuan, Haidilao, yang melantai di bursa pada 2018. Istrinya, Shu Ping, adalah salah satu pendirinya. Haidilao memiliki hampir 1.400 restoran di China dan ratusan lainnya di seluruh dunia.

Perusahaan ini memisahkan bisnis luar negerinya, Super Hi, yang melantai di bursa Hong Kong pada 2022 dan mencatatkan saham perdananya di Nasdaq pada 2024. Super Hi memiliki lebih dari 120 restoran di seluruh dunia; Shu adalah ketuanya.

Zhang, yang tidak pernah tamat SMA, tidak tahu cara memasak hot pot khas Sichuan ketika ia memulai bisnis ini. Tiga temannya, termasuk Shu yang kemudian menjadi istrinya, membantu dengan modal awal, tetapi ia yang mengelola tempat tersebut.

Pada 2022, ia mengundurkan diri sebagai CEO untuk fokus pada strategi jangka panjang. Kini, kekayaan mereka tercatat sebesar US$ 7,8 miliar atau setara Rp 128 triliun.

Halaman 2 dari 2
(fdl/fdl)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads