Purbaya Sebut Ekonomi RI Kebal Imbas Tarif Trump cs, tapi Harus Tetap Waspada

Purbaya Sebut Ekonomi RI Kebal Imbas Tarif Trump cs, tapi Harus Tetap Waspada

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 10 Sep 2025 11:49 WIB
Menkeu Purbaya rapat di Komisi XI DPR
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Rapat di DPR/Foto:Anisa Indraini/detikcom
Jakarta -

Perekonomian Indonesia disebut dalam kondisi tangguh dan tetap bertumbuh di tengah tekanan global, termasuk tarif impor tinggi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meski demikian, Indonesia harus tetap waspada dan mencermati dinamika ke depannya.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, meskipun tarif tinggi AS diterapkan di banyak negara, sejumlah negara masih menunjukan resiliensi dari sisi pertumbuhan ekonomi, termasuk Indonesia. Hal ini terlihat dari ketika kebijakan tarif diumumkan pada April, aktivitas perdagangan dan produksi tetap berlanjut.

"Indonesia dari sisi perdagangan domestik juga menunjukkan adanya resiliensi terhadap tekanan ketidakpastian global,"kata Purbaya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejalan dengan perkembangan global yang mulai memberikan sinyal pemulihan, perekonomian Indonesia tetap resilien, terefleksi pada ekonomi triwulan II-2025 yang tumbuh sebesar 5,12% year-on-year (YoY). Kinerja ini utamanya ditopang oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga, meningkatnya investasi, dan terjaganya kinerja ekspor-impor.

Purbaya menambahkan, sektor kontributor utama bagi perekonomian yaitu manufaktur juga tumbuh kuat, didukung hasil dari realisasi yang memberikan nilai tambah lebih besar di samping permintaan domestik yang masih tinggi. Kondisi ini menjadi modal untuk mendorong agar pertumbuhan ekonomi ke depan dapat tumbuh lebih tinggi dan menuju 8% dalam jangka menengah.

ADVERTISEMENT

Indonesia Harus Tetap Waspada

Meski demikian, Purbaya menekankan bahwa Indonesia harus tetap waspada. Sebagai negara dengan sistem ekonomi terbuka, dinamika perekonomian global dan dampaknya terhadap ekonomi domestik harus terus dicermati.

"Ketidakpastian global utamanya dipengaruhi oleh perang dagang, konflik geopolitik memanas, ancaman keamanan global di mana negara-negara berlomba memperkuat siber dan nuklir yang apabila tidak dikelola dengan bijak akan menyebabkan masalah serius di kemudian hari," ujarnya.

Purbaya juga mengingatkan, kondisi ketidakpastian global berpotensi meningkatkan gangguan pada rantai pasok yang dapat memicu peningkatan volatilitas terhadap harga komoditas, tekanan suku bunga, dan nilai tukar.

"Indonesia berada di kelompok negara yang resilien, meski demikian kewaspadaan tetap dibutuhkan untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari dinamika eksternal tersebut," kata dia.

Simak juga Video 'Trump Terkejut PM Jepang Ishiba Mundur Usai Nego Tarif':

Halaman 2 dari 2
(shc/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads