Ekonom meminta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk hati-hati dalam berbicara. Seorang Menteri Keuangan dinilai harus memiliki empati dengan situasi yang terjadi pada masyarakat.
Demikian hal ini disampaikan oleh Ekonom Senior sekaligus Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini dalam Seminar Publik tentang Reshuffle Menyembuhkan Ekonom? secara virtual, Rabu (10/9/2025).
Ia pun menyoroti janji dari Purbaya yang akan menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 6%-7%. Menurut dia, pertumbuhan itu dapat tercapai bukan karena seorang Menkeu, tetapi didorong oleh sektor industri.
"Jadi bukan hanya dia menguasai data-data dan angka, kemudian mengatakan saya bisa menyelesaikan. Tetapi dia punya empati, punya rasa terhadap situasi. Dan juga tidak bisa mengatakan bahwa saya bisa menumbuhkan 7%. Karena yang menumbuhkan 7% itu bukan Kementerian Keuangan. Tetapi itu sektor industrinya, dia harus go global, ekspornya harus 20% seperti dulu," kata dia.
Didik meminta Purbaya memiliki kepekaan terhadap situasi negara. Ia pun menyinggung bagaimana Purbaya merepons tuntutan 17+8 yang viral di media sosial.
Dia juga meminta Purbaya untuk membuka mata bagaimana kondisi menurunnya kelas menengah menjadi miskin, yang padahal kelas tersebut menjadi motor ekonomi Indonesia.
"Sehingga merespon 17 plus 8 tidak boleh sembarangan. Karena memang yang berantakan turun ke bawah, dari 57 juta menjadi 48 juta kelas menengah yang menjadi motor, itu hilang 10 juta. Dan di sekitar garis kemiskinan, garis kemiskinannya sudah rendah, 600 juta, 600 ribu per orang," jelasnya.
Senada, Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin juga mengatakan Purbaya harus bisa berhati-hati dalam berbicara. Karena pernyataan dari seorang Menkeu akan mencerminkan kebijakan suatu negara dan disoroti oleh investor.
"Usulan saya kepada Menkeu baru, pertama, mohon hati-hati untuk mengeluarkan statement. Karena yang namanya Menteri Keuangan itu apa yang disampaikan itu dicatat oleh investor. Yang terucap itu separuh kebijakan, tinggal diketik, ditandatangan. Itu sudah menjadi kebijakan," ujar dia.
Wijayanto mengingatkan jangan sampai sebuah candaan dari seorang Menteri Keuangan membuat kredibilitas dari pemerintahan Indonesia menjadi rusak.
"Jadi harus ekstra hati-hati. Kemudian jangan over promise, jangan over confidence, jangan over simplified. Karena kalau over promise, over confidence, over simplified, market akan menilai, oh orang ini tidak tahu. Oh orang ini tidak paham. Jadi kredibilitasnya justru rusak," tuturnya.
Sebagai Menkeu baru, lanjut Wijayanto, Purbaya diminta fokus pada peningkatan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Wijayanto menekankan, disiplin fiskal harus dilakukan agar penggunaan APBN tepat sasaran.
Kemudian, pemangkasan transfer ke daerah diminta jangan terlalu besar, karena efeknya akan terjadi peningkatan pajak di daerah yang signifikan.
Dia juga meminta Purbaya untuk fokus memberantas underground economy, penyelundupan atau tindakan ilegal sehingga menyebabkan penghindaran pajak. Dengan mengatasi underground economy, Indonesia dapat mendapatkan potensi pajak ratusan triliunan.
"Jadi hampir seperempat GDP kita itulah adalah underground. Yang meliputi barang yang masuk melalui proses ilegal atau penyelundupan, barang legal yang tidak membayar pajak, atau barang yang memang secara produk sudah ilegal seperti narkoba dan lain sebagainya," tutupnya.
Simak Video 'Purbaya Janji Bakal Perbaiki Kebijakan Fiskal-Moneter':
(ada/rrd)