Purbaya Ungkap Biang Kerok Munculnya Tagline Indonesia Gelap-Demo Ricuh

Purbaya Ungkap Biang Kerok Munculnya Tagline Indonesia Gelap-Demo Ricuh

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 11 Sep 2025 06:00 WIB
Purbaya Yudhi Sadewa resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan. Hal ini ditandai dengan prosesi Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.Foto: Pradita Utama/detikcom
Jakarta -

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal penyebab aksi demonstrasi berujung aksi massa pada akhir Agustus lalu. Termasuk juga soal pemicu munculnya tagline Indonesia Gelap

Menurutnya, kejadian itu dinilai karena tekanan berkepanjangan di ekonomi akibat kesalahan kebijakan fiskal dan moneter.

"Yang kemarin demo itu, itu karena tekanan berkepanjangan di ekonomi karena kesalahan kebijakan fiskal dan moneter sendiri yang sebetulnya kita kuasai," kata Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai ekonomi masyarakat saat ini tercekik karena pemerintah lambat membelanjakan anggaran dan memilih menaruh uangnya di Bank Indonesia (BI).

ADVERTISEMENT

Meskipun suku bunga BI rendah, pertumbuhan uang di sistem perekonomian menjadi ketat hingga negatif.

"Sejak 2023 pertengahan itu uang diserap secara bertahap terus ke bawah sampai pertumbuhannya nol menjelang second half 2024. Jadi itu yang Anda rasakan di ekonomi melambat dengan signifikan, riil sektor susah, semuanya susah, keluar tagline Indonesia Gelap. Kita semua menunjuk ini gara-gara global, padahal ada kebijakan dalam negeri yang salah juga yang utamanya mengganggu kita," terang mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu.

Selain itu, Purbaya memaparkan pada awal 2025 hingga April pertumbuhan uang beredar sebenarnya sempat mencapai 7%, namun jatuh lagi dari Mei-Agustus.

"Jadi periode perlambatan ekonomi 2024 yang gara-gara uang ketat tadi, dipulihkan sedikit, belum pulih penuh, direm lagi ekonominya," tambahnya.

Purbaya pun mempertanyakan Komisi XI DPR RI yang diam saja melihat kebijakan itu diambil Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

"Kan di sini komisi XI rapatnya dengan Menteri Keuangan berapa ratus hari dalam setahun, kenapa tidak pernah mempertanyakan itu. Sekarang saya datang ke sini tiba-tiba pertanyaan banyak sekali yang harusnya sudah putus pada waktu itu, tapi nggak apa," ujarnya.

Oleh karena itu, Purbaya mengaku dalam waktu dekat akan memperbaiki itu. Dari sisi fiskal akan mempercepat belanja dan dari sisi moneter akan mengguyur likuiditas ke sistem perbankan.

"Saya akan balik kondisi yang memburuk karena langkah sendiri. Gimana? Paling bagus kan percepat belanja anggaran. Kemudian balikin ke sistem perekonomian ke bank, ke Himbara misalnya," paparnya.

Demonstrasi karena Masyarakat Susah

Purbaya menyebut terjadinya demo hingga adanya tuntutan 17+8 karena kebanyakan masyarakat merasa susah. Pernyataan itu direvisi setelah sebelumnya menyebut tuntutan itu muncul dari sebagian kecil rakyat saja.

"Bukan sebagian kecil. Maksudnya begini, ketika ekonomi agak tertekan, kebanyakan masyarakat yang merasa susah. Bukan sebagian kecil ya, mungkin sebagian besar kalau sudah sampai turun ke jalan," ungkap Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).

Purbaya mengaku kaget pernyataannya viral dan direspons negatif masyarakat. Menurutnya, semua itu akan menjadi pembelajaran untuknya dan berjanji untuk melakukan perbaikan.

"Jadi, itu maksudnya saya kemarin. Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf," ujarnya.

Merespons tuntutan 17+8 yang muncul, Purbaya mengatakan pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan yang kini dipimpinnya akan berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja kembali terbuka lebar bagi masyarakat.

Simak Video 'Menkeu Purbaya Usul Anggaran Kemenkeu Rp 52,016 T di 2026':

(aid/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads