Asing Serbu Pasar Farmasi RI Tahun 2008
Senin, 30 Jul 2007 14:29 WIB
Jakarta - Industri farmasi dalam negeri sedang bersiap siap menyongsong ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang akan mulai diterapkan 1 Januari 2008. Nantinya standar yang diterapkan bukan hanya standar nasional tapi standar ASEAN yang lebih ketat.Selain itu mengingat pasar Indonesia paling tinggi dibanding negara ASEAN lainnya. Jangan sampai peredaran obat di Indonesia dikuasai asing. Saat ini farmasi asing masih memiliki porsi 10 persen dari peredaran obat di tanah air.Demikian dikatakan Ketua bidang Industri Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi) Ferry Soetikno saat jumpa pers tentang Munas GP Farmasi ke XIII di Crown Plaza, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (30/7/2007)."Pasar farmasi ASEAN mencapai US$ 6,2 miliar per tahunnya. Indonesia US$ 2,5 miliar, Filipina US$ 1,5 miliar, Thailand US$ 1 Miliar, Vietnam US$ 600 juta, Malaysia US$ 500 juta. Yang lain pasarnya sangat kecil seperti Singapura," jelasnya.Menurutnya Indonesia pasar yang sangat besar maka dalam munas GP Farmasi ke XIII di Palembang pada 6-8 Agustus 2007 masalah daya saing akan dibahas, bagaimana strategi pemberdayaan usaha farmasi Indonesia di era pasar bebas. "Kita minta dilibatkan dalam program pemerintah seperti Askeskin, sehingga dapat memproduksi dan mendistribusikan bagi pasien yang memerlukan," ungkapnya."Bagaimana industri farmasi dapat dipacu melakukan riset, kita minta dalam PP no 35 yang disusun Kementerian Riset dan teknologi untuk kegiatan riset yang dilakukan industri farmasi dapat dimasukkan," tambahnya.
(arn/ir)