'Cap Tikus' Bisa Gantikan Bensin

Ekspedisi BBN 2007

'Cap Tikus' Bisa Gantikan Bensin

- detikFinance
Selasa, 31 Jul 2007 12:31 WIB
Minahasa - Salah satu ciri khas Sulawesi Utara adalah minuman cap tikus. Cap tikus yang terbuat dari nira aren ini ternyata jika diolah sedikit lagi bisa menjadi bioethanol sebagai pengganti bensin.Hal itu dipraktekkan Timnas Bahan Bakar Nabati (BBN) bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa, Sulut, Selasa (31/7/2007)."Cap tikus ini mengandung rendimen ethanol 30 persen. Dengan distilasi, bisa menjadi bioethanol dengan kandungan 90-92 persen," terang peneliti dari FMIPA Unsrat, Hanny Sangian.Mesin distilasi tersebut memisahkan kandungan air dari cap tikus secara fisika. Cap tikus dipanaskan secara kontinu pada suhu 77 derajat celcius, yang membuat ethanol yang dikandungnya menguap.Penguapannya terkondensasi dan kemudian mengalir ke sebuah bak penampung. Itulah bioethanol dengan kandungan ethanol antara 90-92 persen."Inilah yang nanti bisa dicampurkan dengan bensin," kata Hanny.Tim Ekspedisi BBN membeli hasil distilasi cap tikus tersebut. Panitia membelinya untuk menambah stok bioethanol untuk ujicoba berkendara dengan campuran BBN sejauh ribuan kilometer."Kita akan membeli sebanyak 200 liter, karena persediaan bioethanol kita ternyata kurang," ungkap Ketua Panitia Ekspedisi Unggul Priyanto di sela-sela ujicoba.Ujicoba ini mendapat sambutan luas dari masyarakat Motoling, Minahasa Selatan. Ratusan warga berkerumun menyaksikan proses pemisahan ethanol dari cap tikus itu."Rasanya kayak spiritus ya," kata seorang warga menjajal hasil distilasi cap tikus.Ekspedisi Melintas 8 KotaTim ekspedisi bahan bakar nabati (BBN) bertolak dari Kantor Gubernur Manado. Inilah awal ekspedisi kampanye BBN yang akan melewati 8 kota di Jawa dan Sulawesi."Dengan ini, ekspedisi saya buka," ujar Kepala BPLH Sulut Viktor Malundang mewakili Gubernur Sulut di Halaman Kantor Gubernur Sulut, Manado.Tim ini terdiri atas 15 mobil yang menggunakan bahan bakar campuran fosil dan BBN. Mobil-mobil yang digunakan adalah merek Toyota jenis Kijang Innova, Avanza, Rush, Hi Lux dan Dyna.Berikut komposisi bahan bakar yang digunakan:1 Innova menggunakan premium murni1 Innova menggunakan premium dicampur bioethanol 3 persen1 Innova menggunakan premiun dicampur bioethanol 10 persen1 Innova menggunakan solar murni1 Innova menggunakan solar dicampur biodiesel 2,5 persen1 Avanza menggunakan premium murni1 Avanza menggunakan premium dicampur bioethanol 10 persen1 Rush menggunakan premium murni1 Rush menggunakan premium dicampur bioethanol 10 persen1 Rush menggunakan premium dicampur butanol 5 persen dan bioethanol 15 persen1 Rush menggunakan premium dicampur bioethanol 15 persen1 Rush menggunakan premium dicampur bioethanol 15 persen1 Hi Lux menggunakan solar dicampur biodiesel 20 persen1 Dyna menggunakan solar dicampur pure plant oil (PPO) 40 persen1 Dyna menggunakan solar.Seharusnya terdapat 3 mobil lagi dari jenis Toyota Vios, namun akhirnya akan diikutkan mulai dari Surabaya.Ekspedisi ini terdiri atas 3 etape. Etape I Manado-Gorontalo-Palu sejauh 1.054 km, etape II Palu-Makassar sejauh 896 km, dan etape III Surabaya-Jakarta sejauh 971 km. Total jarak tempuh adalah 2.929 km. (aba/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads