Bank Indonesia (BI) mencatat konsumsi rumah tangga Indonesia masih lesu pada kuartal III-2025. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya ekspektasi masyarakat menengah ke bawah dan sulitnya mendapatkan pekerjaan.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu ditingkatkan. Pada triwulan III-2025 sejumlah indikator menunjukkan konsumsi rumah tangga masih belum kuat, dipengaruhi oleh menurunnya ekspektasi konsumen khususnya pada kelompok menengah ke bawah serta terbatasnya ketersediaan lapangan kerja," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/9/2025).
Perry juga menilai, dari sisi investasi perlu diperkuat melalui percepatan realisasi berbagai program prioritas pemerintah termasuk pengembangan kawasan ekonomi khusus di berbagai daerah.
"Sementara itu, ekspor diperkirakan lebih baik, ditopang oleh kenaikan ekspor produk pertanian dan manufaktur, khususnya komoditas minyak kelapa sawit ke India seiring penurunan bea impor," tambahnya.
Dari sisi fiskal, Perry memperkirakan belanja pemerintah akan meningkat pada semester II-2025. Hal ini sejalan dengan implementasi proyek prioritas pemerintah seperti program ketahanan pangan, energi, serta paket kebijakan ekonomi 2025 yang baru saja diumumkan.
"Pertumbuhan ekonomi semester II-2025 diperkirakan akan membaik sehingga secara keseluruhan tahun 2025 akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6% sampai 5,4%," tutupnya.
(ada/rrd)