Tren 'Job Hugging' Hantui Dunia Kerja, Apa Itu?

Tren 'Job Hugging' Hantui Dunia Kerja, Apa Itu?

Amanda Christabel - detikFinance
Sabtu, 20 Sep 2025 11:08 WIB
Ilustrasi pengangguran atau pencari kerja
Foto: Getty Images/iStockphoto/byryo
Jakarta -

Fenomena baru muncul di dunia kerja, disebut dengan istilah 'job hugging'. Kalau dulu banyak orang sering pindah-pindah kerja atau job hopping, kini justru banyak pekerja memilih 'memeluk' pekerjaannya yang ada saat ini.

Fenomena ini makin marak di tengah situasi pasar kerja yang penuh ketidakpastian. Para pekerja merasa lebih aman bertahan di tempat lama daripada harus ambil risiko pindah kerja.

"Saya rasa banyak pekerja menyadari ketidakpastian di pasar saat ini," kata Nicole Bachaud, ekonom tenaga kerja di ZipRecruiter, dikutip CNBC Internasional, Sabtu (20/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CNBC mencatat tingkat pekerja yang keluar dari pekerjaan hanya 2% dalam beberapa bulan terakhir, terendah sejak 2016. Sementara itu, survei ZipRecruiter menemukan 52% karyawan baru hanya berganti pekerjaan sekali dalam dua tahun terakhir, naik dari 43% sebelumnya.

Banyak pekerja merasa pasar kerja sedang lesu dan risiko PHK bisa saja meningkat. Pertumbuhan pekerjaan juga melemah signifikan, dengan laju perekrutan melambat ke level terendah sejak 2013, tidak termasuk masa awal pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

Tak hanya dari sisi pekerja, perusahaan pun ikut 'memeluk' karyawannya. Setelah periode great resignation pada 2021-2022 yang membuat banyak perusahaan kekurangan tenaga kerja, kini banyak pengusaha lebih memilih mempertahankan staf ketimbang merekrut baru.

"Akibatnya, banyak perusahaan tidak ingin kekurangan pekerja dan mempertahankan staf. Dan tentu saja, ketidakpastian mengenai dampak tarif dan pertumbuhan ekonomi telah membuat banyak perusahaan ragu untuk menambah tenaga kerja mereka saat ini," kata Scott Wren, ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute.

Meski begitu, pakar mengingatkan ada risiko jika pekerja terlalu nyaman. Rasa puas diri bisa membahayakan karier. "Rasa puas diri dapat membahayakan pekerjaan Anda," kata Alan Guarino, wakil ketua Korn Ferry.

Guarino menilai pekerja tetap harus mencari cara untuk menonjol di tempat kerja, misalnya mengambil tanggung jawab baru atau memberi sinyal kesiapan menghadapi tantangan. Ia juga menyarankan agar pekerja memperluas jaringan sosial dan profesional.

"Selama 'job hugging' ini, waktu yang mungkin dihabiskan untuk mencari pekerjaan baru, seharusnya diinvestasikan untuk menambah orang ke dalam jaringan mereka," ujarnya.

Menurutnya, ketika pasar kerja kembali bergairah, mereka yang punya jaringan luas akan jadi orang pertama yang dihubungi. Singkatnya, 'job hugging' memang bisa memberi rasa aman, tapi jika tidak dikelola dengan baik justru bisa jadi bumerang bagi pekerja.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads