Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menggelar konferensi pers APBN KiTa perdana di Kementerian Keuangan hari ini, Senin (22/9). Purbaya menyampaikan pandangannya tentang kondisi perekonomian global dan domestik saat ini.
Purbaya mengatakan, perekonomian global mulai mengalami pergerakan positif. Bank sentral Amerika Serikat (AS) baru menurunkan bunga 25 bps menjadi 4,00- 4,25%. Bahkan diperkirakan tahun ini The Fed masih memangkas suku bunga dua kali.
Di luar perkembangan tersebut, menurutnya Indonesia masuk salah satu negara yang masih resilien. International Monetary Fund (IMF) juga telah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025, dari sebelumnya 4,7% menjadi 4,8%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dinaikkan ke 4,8% dari 4,7% sebelumnya. Saya pikir kita akan lebih dari itu, even tahun ini pun kita akan di atas 4,8%," kata Purbaya.
Meski demikian, ia mengingatkan agar ketegangan geopolitik dan ekonomi masih tetap perlu diwaspadai. Global masih dihadapi ancaman insentif tinggi hingga perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Dinamika ini menjadi faktor risiko yang perlu terus dipantau dan dimitigasi. Kita harus waspada terhadap situasi yang terjadi di global dengan berbagai ketidakpastian global seperti volatilitas pasar keuangan, harga komoditas, serta ancaman geopolitik dan cyber," ujarnya.
Purbaya menambahkan, indeks ketidakpastian kebijakan global dalam tren menurun sejak April tahun lalu. Namun masih tetap perlu diwaspadai, karena dinamika kebijakan program AS masih sangat tinggi, khususnya dengan China.
Dengan latar belakang tersebut, Purbaya menilai, volume perdagangan global diperkirakan masih turun. Dari sisi inflasi, tren ke depan diperkirakan turun, memberikan ruang untuk berlanjutnya tren penurunan suku bunga global ke depan.