Waka BGN Jelaskan Alasan Rendahnya Serapan Anggaran MBG

Waka BGN Jelaskan Alasan Rendahnya Serapan Anggaran MBG

Retno Ayuningrum - detikFinance
Jumat, 26 Sep 2025 18:00 WIB
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang
Foto: Retno Ayuningrum/detikcom
Jakarta -

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Deyang menjelaskan alasan dibalik rendahnya serapan anggaran program makan bergizi gratis (MBG). Per hari ini, realisasi anggaran MBG sebesar Rp 19,3 triliun dari total anggaran Rp 71 triliun di 2025.

Nanik menilai pihaknya berhati-hati dalam menggunakan dana tersebut. Ia menilai apabila realisasi anggaran yang digelontorkan dipercepat, akan berdampak pada kualitas pelaksanaan program tersebut.

"Kalau untuk soal anggaran nanti kalau kita percepat, waduh kualitasnya malah banyak lagi nanti yang sakit kayak gini. Kenapa lama? Ya kita pilih dulu nih dapurnya bener nggak," kata Nanik dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nanik menegaskan pihaknya harus berhati-hati dalam penggunaan anggaran tersebut. Sebab, dana tersebut merupakan uang rakyat sekaligus berkaitan dengan kesehatan anak-anak.

ADVERTISEMENT

Ia menilai apabila penggelontoran dana MBG dipercepat, dapat berdampak pada kualitas layanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Nah kalau ini kita hanya asal, yang penting ini masuk, dapur apa masuk, higienisnya gimana? Kita ngurus sertifikat aja kan nggak cepat juga itu, nanti untuk dapat itu? Saya khawatirnya, kita gas kenceng, yang penting anggaran terserap, tapi ternyata kualitas dapurnya nggak sesuai, ya kan?" terang Nanik.

Kendati begitu, ia juga tidak mau anggaran tersebut diserap dengan lambat. Ia pun menyinggung terkait keberadaan SPPG fiktif.

Menurutnya, hal itu terjadi lantaran titik-titik lokasi tersebut sudah diajukan sebagai mitra SPPG, tapi tak kunjung dibangun fisiknya. Ia pun memberikan tenggat waktu hingga 45 hari dari pendaftaran sebagai mitra SPPG. Apabila tidak kunjung dibangun, pihaknya akan membatalkan sebagai mitra SPPG.

"Kira-kira nanti kita juga akan minta pada para bupati-wakil bupati, bener nggak yang fiktif-fiktif itu sudah ada dapurnya belum? Kalau yang sudah ada dapurnya sini, supaya kita bisa ini kan dulu gitu, daripada yang nggak punya dapur, dia cuma megang booking titik aja. Ini untuk dia gambling mungkin dari-dari siapa, investor lah dari mana dulu, nah ini kan juga memperlama," jelasnya.

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads