Petinggi Starbucks Mundur di Tengah Rencana Tutup Gerai-PHK Massal

Petinggi Starbucks Mundur di Tengah Rencana Tutup Gerai-PHK Massal

Andi Hidayat - detikFinance
Minggu, 28 Sep 2025 07:29 WIB
Logo Starbucks Corporation
Ilustrasi.Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Chief Technology Officer (CTO) Starbucks, Deb Hall Lefevre mundur dari jabatannya di tengah proses restrukturisasi perusahaan yang meliputi penutupan gerai di wilayah Amerika Utara serta pemangkasan ratusan karyawan.

Menurut laporan Reuters, keputusan Lefevre terkait dengan rencana pensiun dirinya. Sebelumnya, Lefevre yang pernah berkarier di McDonald's direkrut pada Mei 2022 dengan fokus memperkuat layanan drive-through, pemesanan online, serta berbagai sistem pendukung lainnya.

Pengunduran diri Lefevre terjadi saat Starbucks mengumumkan gelombang PHK kedua yang efektif sejak Jumat. Langkah ini menjadi rencana restrukturisasi dari CEO Starbucks, Brian Niccol, yang mendorong perombakan teknologi untuk mengefisiensikan tenaga kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemulihan perusahaan untuk mengembalikan penjualan yang lesu setelah merosot enam kuartal berturut-turut. Saat ini, manajemen Starbucks telah memilih Ningyu Chen sebagai kepala tugas teknologi pengganti Deb Hall Lefevre untuk sementara.

Perombakan pada divisi teknologi juga dilakukan Starbucks dengan mengadopsi sistem AI yang saat ini dalam proses peluncuran dihampir semua gerai di Amerika Utara yang ditargetkan rampung pada akhir September.

ADVERTISEMENT

Inisiatif ini mencakup penghitungan inventaris, asisten AI barista, sistem titik penjualan baru, dan algoritma antrean. "Prioritas teknologi kami tidak berubah," demikian isi memo tersebut, dikutip dari Reuters, Sabtu (27/9/2025).

"Kami fokus pada pekerjaan teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan rencana Kembali ke Starbucks kami," tambahnya.

Berdasarkan catatan detikcom, diketahui Starbucks berencana menutup kedai kopi dengan kinerja buruk di Amerika Utara dan memangkas beberapa posisi pekerjaan. Langkah ini menjadi bagian dari rencana restrukturisasi yang disetujui perusahaan di bawah Brian Niccol.

Dikutip dari CNBC, perusahaan berencana mengembalikan penjualan dan laba. Starbucks juga telah merombak operasionalnya di Amerika Serikat (AS) sejalan dengan rencana Niccol untuk kembali ke ekosistem kedai kopi dengan memperkenalkan cangkir keramik, tempat nyaman, dan memangkas waktu tunggu.

Starbucks juga berencana memangkas sekitar 900 posisi pekerjaan di tim pendukungnya dan menutup banyak posisi yang saat ini terbuka. Namun kabar PHK ini bukan isu baru yang menerpa Starbucks.

Starbucks juga sempat mengumumkan PHK dalam skala besar pada akhir Februari 2025. Dalam surat tersebut, Niccol menyebut perusahaan akan melakukan PHK untuk 1.100 karyawan.

Niccol mengatakan tujuan pemangkasan pekerja ini agar operasional perusahaan lebih efisien, meningkatkan akuntabilitas, mengurangi kompleksitas dan mendorong integrasi yang lebih baik.

"Kami menyederhanakan struktur kami dengan menghilangkan duplikasi, serta menciptakan tim yang lebih kecil dan lebih gesit," kata Niccol dalam surat kepada karyawan, dikutip dari Reuters, Selasa (25/2/2025).

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads