Memulai bisnis dari kios berukuran 2x4 meter bukan menjadi penghalang bagi Nenden Rospiani untuk mengembangkan bisnis rumah makan masakan padang miliknya Restu Mande. Perjalanan Nenden membangun bisnis rumah makan padang pun dimulai dari Pasar Antri Cimahi.
Bersama sang suami, Nenden begitu teliti dalam meracik setiap bumbu masakan padang yang dibuatnya. Hal itu semata-mata dilakukan untuk memanjakan lidah para pelanggan yang berkunjung ke rumah makan miliknya.
"Dulu rumah makanan saya kecil segitu-segitu 2x4 meter di Pasar Antri, di depan terminal Pasar Antri di Cimahi," kata Nenden kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan berbagai macam tantangan telah dilalui dalam mengembangkan bisnis. Namun yang terberat yakni ketika suami harus dipanggil oleh Sang Maha Kuasa terlebih dahulu.
Menurutnya, momen itu menjadi titik terberat bagi dirinya dalam mengembangkan bisnis Restu Mande. Apalagi selama keseharian, sang suami sangat membantu Nenden untuk mengembangkan bisnis tersebut.
"Nah terus kan suaminya meninggal, terus akhirnya kan saya, dulu kan usaha saya sama suami aja ya, nggak punya tim support supaya berkembang," tuturnya.
Setelah ditinggal suami tercinta, Nenden pun mulai kembali bangkit sedikit demi sedikit. Dia kembali mulai menjalankan roda bisnis Restu Mande.
Berbagai macam strategi pun dilakukan untuk mengembangkan bisnis Restu Mande. Mulai dari membangun membangun branding hingga mengatur keuangan pun turut dilakukan agar bisnisnya dapat terus berkembang.
"Sebenernya kan gini ya, sebenernya itu tuh kayak aku ngebangun itu artinya kan gak hanya secara produk doang ya, tapi aku ngebangun juga secara personal branding aku, secara produk juga, secara perusahaan," jelasnya.
Menurutnya, membangun branding tidak hanya sebatas menjaga kualitas dari produk saja. Namun juga bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan gemar mengikuti pelatihan dan perlombaan.
"Karena tanpa ada yang support itu kan kita gak bisa juga maju gitu kan. Nah biasanya kalau misalnya saya tuh awalnya itu biasanya ikut kayak semacam pelatihan-pelatihan atau ikut semacam lomba-lomba awalnya gitu kan," ujarnya.
Dia mencontohkan salah satu 'buah' dari upaya membangun branding yakni ketika Restu Mande lolos kurasi untuk mejeng di acara bergengsi dunia yakni World Economic Forum, Swiss.
Mengikuti ajang bergengsi tingkat dunia bukan baru pertama kali diikuti olehnya. Restu Mande sudah beberapa kali mengikuti acara-acara bergengsi dunia. Langkah itu sebagai upaya Restu Mande #mengEMASkanIndonesia melalui masakan padang.
"Itu kan awalnya dari undangan Kementerian Koperasi terus ngeliat personal restaurant-nya bagus dan lain sebagainya. Akhirnya oke kita masukkan ke kurasi untuk mendapatkan fasilitas pergi ke Swiss gitu kan," katanya.
Upaya Nenden untuk mengembangkan bisnis tidak hanya sebatas itu saja. Dia pun membalut bisnisnya dengan menghadirkan sejumlah inovasi, salah satunya dari kehadiran masakan padang kemasan.
Menu masakan padang kemasan pun beragam mulai dari rendang, jengkol balado, sambalado, cumi asin lado merah, dan lain sebagainya. Dia menjelaskan kehadiran beragam masakan padang kemasan itu telah melewati sejumlah penelitian dan mampu bertahan hingga 8 bulan hingga 12 bulan di suhu ruangan.
Menurutnya, beragam menu masakan padang kemasan tersebut menghadirkan angin segar tersendiri bagi bisnis Restu Mande. Pasalnya lewat produk-produk tersebut Restu Made mampu membawa masakan tradisional khas Minang untuk merambah ke pasar global.
"Kita kan ke Amerika pernah tiga kali. Terus ke United Arab Emirates, kemudian ada ke Hongkong, ada ke Australia juga. Terus juga ada reseller dari Prancis gitu kan," jelasnya.
Dari banyaknya negara, dia mengatakan Singapura menjadi salah satu pasar internasional yang cukup potensial untuk masakan padang kemasan.
"Karena Singapura itu kan dengan banyak orang Indonesia juga di sana. Kemudian juga banyak toko Indonesia di sana. Dan pengirimannya kan 1x24 jam nyampe. Hampir setiap minggu kita kirim ya. Karena kan retail toko Indonesia di Singapura banyak. Dan kebutuhan terhadap mereka itu kebanyakan sekarang yang lado-lado ya," jelasnya.
Inovasi yang dilakukan oleh Restu Mande tidak hanya sebatas itu saja. Nenden mengatakan pihaknya juga menghadirkan website restumande.id untuk memberikan kemudahan kepada konsumen yang ingin melakukan pemesanan.
"Rutin ke Singapura gitu kan. Terus kita kalau misalnya ada Brunei yang selalu order kalau dia dua bulan sekali ke Indonesia," tuturnya.
Strategi Restu Mande Kelola Keuangan Rumah Makan
Nenden mengakui beragam capaian tersebut tidak terlepas dari upayanya dalam mengelola keuangan bisnisnya. Lewat pengelolaan yang baik maka cash flow bisa berjalan baik.
Dia mengatakan dalam mengelola keuangan rumah makan, sejumlah strategi pun telah disiapkan, salah satunya dengan memanfaatkan instrumen investasi emas digital di Pegadaian Digital. Kemudahan berinvestasi emas digital juga merupakan bagian dari upaya Pegadaian mengEMASkan Indonesia.
Menurutnya, instrumen investasi tersebut memberikan kemudahan dirinya untuk menyimpan dana darurat yang bakal digunakan di masa-masa mendatang. Adapun kebiasaan menabung emas digital sudah dilakukan selama setahun belakangan ini. Di mana dirinya menyisihkan setidaknya Rp 500 ribu perhari untuk dialokasikan ke emas digital.
"Nah ini kan buat kita dana-dana darurat yang memang kita harus butuhin. Tapi kalau misalnya dana darurat itu dipakai, karena tujuannya adalah untuk di akhir nanti. Kalau misalnya ada sewa atau ada apa atau misalnya aku punya ada tabungan apa, itu bisa dipakainya," jelasnya.
Dia menjelaskan kehadiran emas digital juga membuat dirinya mendapatkan kemudahan untuk menjual sewaktu-waktu jika membutuhkan dana cepat. Sebab hanya dengan menggunakan smartphone, dirinya bisa dengan mudah untuk mencairkan emas digital yang disimpan di Pegadaian Digital.
"(Misal) Kita butuh dana nggak sih untuk ini, pinjam dulu deh (di Pegadaian Tabungan Emas) itu kan lebih cepat ya. Cash-nya lebih cepat kan. Kalau misalnya aku harus punya barang yang bentuknya fisik itu harus ada waktu untuk pergi ke sana gitu kan," ujarnya.
Selain itu, untuk mengembangkan bisnisnya, dia mengatakan juga pernah menggadai asetnya di Pegadaian guna mendapatkan dana tambah. Dia mencontohkan salah satu aset yang pernah digadai yakni mobil box untuk membuka kantin karyawan di Trans Studio Mall Bandung.
"Kayak kita bisa pinjam ke Pegadaian. Kan pegadaian itu kan sekarang tuh kan bisa bentuknya fisik kan misalnya kita bisa gadai mobil kita kan. Nah dulu waktu itu kita tuh mau buka kantin di TSM, kantin karyawan di TSM. Terus kita perlu dana kurang lebih Rp 40 juta," tuturnya.
Investasi Emas Bisa Bantu UMKM Kelola Keuangan
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan instrumen investasi emas bisa menjadi salah satu alternatif UMKM dalam mengelola aset mereka. Apalagi harga emas cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
"Harga emas itu biasanya meningkat ya. Kebalikan indeks dollar semakin melemah, harga emas dunia biasanya ikut meningkat dan di kita biasanya juga ikut gitu ya. Itu kan harga emas dunia lah gitu ya per troy ons-nya begitu. Sehingga memang selalu pergerakan harga emas. Kalau kita lihat year on year ya jauh di atas inflasi. Kalau kita bahkan kalau 2024 ke 2025, kita ikuti bahkan di atas 10% tuh yield-nya Mungkin di atas 7% ya, di atas 7%, saya lupa angka pastinya, saya pernah analisis. Jadi memang sebagai alat lindung nilai," sambungnya.
Dia menilai jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya seperti saham dan surat berharga negara (SBN), emas cenderung lebih cocok untuk UMKM. Pasalnya, sebab instrumen investasi itu bisa dijual kapan dan dimanapun, termasuk emas digital.
"Karena dia (emas) liquid, liquid tuh bisa dirupiahkan gampang. (Lebih) gampang (daripada) dengan lain, misalnya SBN, saham dan sebagainya. nah itu kan butuh waktu lah. Tapi kalau emas kan kapan aja bisa, baik yang dalam bentuk fisik maupun non-fisik," jelasnya.
"Saya kira bagi UMKM yang katakanlah apa namanya, ada kelebihan dana dan bukan merupakan modal kerja atau modal investasi. Ya itu bisa disimpan (di emas) dan bisa menjadi alat investasi yang baik. Jadi kalau suatu saat misalnya dia butuh untuk modal kerja atau investasi, karena sifatnya sangat liquid itu pilihan yang bagus. Apalagi tadi yield-nya besar gitu ya, lebih tinggi daripada inflasi. Bahkan lebih tinggi daripada deposito," tambahnya.
Meskipun begitu, Tauhid sedikit memberikan catatan sebaiknya UMKM yang memanfaatkan instrumen investasi emas untuk menyimpan dana mereka tetap harus bijak. Dia menyarankan agar dana yang disimpan di emas fisik atau digital sebaiknya digunakan untuk periode 3 atau 5 tahun mendatang.
Namun jika dana yang dimiliki bakal digunakan dalam kurun waktu di bawah 3 tahun atau lebih cepat, sebaiknya UMKM tetap memegang cash. Hal itu bertujuan agar pelaku UMKM juga turut mempertimbangkan harga naik turun emas yang kerap terjadi.
Secara angka dalam 6 tahun terakhir, harga emas tergolong mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Pada sekitar tahun 2019 misalnya, harga emas masih berada di angka Rp 762 ribu per gram.
Dari harga tersebut kemudian melonjak sekitar Rp 900 ribu - Rp 1 juta per gram di 2020. Lonjakan tersebut tidak terlepas dari wabah Pandemi COVID-19 yang melanda di banyak negara. Hal itu membuat banyak investor lebih memilih mengalokasikan dana mereka ke instrumen investasi emas.
Sementara itu, lima tahun berselang atau lebih tepatnya September 2025 harga emas sudah tembus Rp 2 juta hingga Rp 2,1 juta per gram. Terkerek naiknya harga emas ini tidak terlepas dari banyak faktor seperti pemangkasan suku bunga oleh The Fed hingga kondisi geopolitik Timur Tengah dan perang antara Ukraina-Rusia yang masih panas.
"Kalau misalnya saya lihat di atas 3 tahun 5 tahun, biasanya selisih harga jual dan harga beli itu sudah lewat. Tapi inget ya itu investasi yang nggak boleh jangka pendek ya," tutupnya.
Simak Video "Badai Emas Pegadaian: Siap-siap Badai Hadiah!"
(akd/akd)