Aliansi Ekonom Ungkap Sederet Dampak Jika MBG Dilanjutkan

Aliansi Ekonom Ungkap Sederet Dampak Jika MBG Dilanjutkan

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 29 Sep 2025 19:30 WIB
Aliansi Ekonom Indonesia (AEI) mendesak program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi secara menyeluruh.
Aliansi Ekonom Indonesia (AEI) mendesak program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi secara menyeluruh - Foto: detikcom/Anisa Indraini
Jakarta -

Aliansi Ekonom Indonesia (AEI) mendesak program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Jika tetap dijalankan dengan skema seperti saat ini, terdapat sederet risiko yang menghantui.

Anggota AEI sekaligus Ekonom Universitas Indonesia (UI), Vid Adrison mengatakan anggaran jumbo program MBG berpotensi menimbulkan crowding out alias berkurangnya ketersediaan dana untuk program lain. Sebagaimana diketahui, program itu mendapat alokasi anggaran hingga Rp 335 triliun di 2026.

"Itu concern kami terkait dengan crowding out, Rp 335 (triliun) ini sangat-sangat besar, walaupun ini ada yang dicadangkan, tapi ini kan adalah pagu. Dalam arti bahwa ini akan mengurangi ketersediaan dana untuk yang lain," kata Vid kepada wartawan di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Senin (29/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vid menekankan pentingnya mekanisme self-targeting agar program MBG lebih tepat sasaran. Dengan skema itu, anggaran diyakini tidak akan sampai Rp 335 triliun.

ADVERTISEMENT

"Bagi orang yang tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya, mereka bisa mendapatkan makan dari MBG. Bagi orang yang sudah bisa mencukupi, mereka bisa memilih yang lain, anggaran bisa dihemat," tuturnya.

Selain itu, Vid juga mengkritisi potensi food waste dari program MBG yang bersifat universal ini. Menurutnya, konsumsi makanan anak-anak tidak bisa dipaksakan melebihi kapasitas normal.

"Ini ada beberapa potensi dampak negatif jika MBG yang sifatnya universal ini dilakukan, yaitu food waste. Sederhananya orang nggak akan makan lebih dari tiga kali. Jadi artinya akan ada orang yang sudah tercukupi, mereka akan konsumsi," tutur Vid.

Dampak lain jika MBG dilakukan secara masif adalah kemungkinan terjadinya kenaikan harga pangan. Pasalnya ada permintaan yang sangat besar dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sehingga produk yang tersisa di pasar akan lebih sedikit.

"Ya implikasinya adalah kenaikan harga dan ingat, kenaikan harga ini akan dirasakan oleh setiap pihak. Agak berat adalah bagi orang yang miskin, ketika harga makanan naik, itu akan punya dampak sangat besar bagi biaya kehidupan mereka sehingga bisa saja pemerintah harus mengeluarkan uang lebih besar untuk memberikan transfer, untuk bantuan," ujar dia.

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads