Bos Bapanas Buka Suara soal 1.200 Ton Beras di Gudang Bulog Turun Mutu

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 29 Sep 2025 20:21 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo.Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta -

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka suara soal temuan 1.200 ton beras milik Perum Bulog yang tidak layak konsumsi.

Temuan itu merupakan hasil inspeksi mendadak (sidak) Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto ke Gudang Perum Bulog Tabahawa, Maluku Utara.

Arief menilai temuan tersebut wajar karena pasti akan ditemukan produk yang kualitasnya menurun di antara produk-produk pangan yang disimpan di gudang.

"Jadi, yang di Bulog itu namanya juga penyimpanan. Tentunya pasti ada juga yang turun mutu, karena juga ada beberapa yang memang sudah dari bawaan 2024," kata Arief, ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Kondisi tersebut juga membuat Bapanas kerap mengingatkan agar Bulog segera melakukan penyaluran beras. Hal ini harapannya untuk menghindari terjadinya penurunan mutu imas beras disimpan terlalu lama di dalam gudang.

"Karena nature-nya di bulan Oktober, November, Desember, Januari, Februari, nature-nya memang barang Bulog itu dikeluarkan. Kemudian nanti di Maret, April baru mulai penyerapan kembali. Jadi, ini harus di-refresh stocknya juga," ujarnya.

Selaras dengan hal ini, Bapanas akan terus melakukan pengawasan serta membantu Bulog agar penyaluran beras dapat terlaksana sesuai dengan rencana. Bulog juga rutin melakukan perawatan untuk meminimalisir penurunan mutu beras.

"Perawatan itu ya harus terus-menerus. Kalau ada parsial seperti itu, kita mau minta tanggung jawab dari pimpinan wilayah, kedua pimpinan cabang, ketiga adalah kepala gudangnya. Setiap hari masuk ke gudang, masa nggak tau ada barang yang jelek?," kata dia.

Menurut Arief, mengurus stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog di berbagai daerah juga tidaklah mudah. Tidak hanya proses perawatannya, kualitas beras juga dipengaruhi oleh proses tanam itu sendiri.

Di sis lain, Arief mengingatkan agar masyarakat tidak perlu khawatir atas temuan beras. Sebab, pihaknya selalu berupaya agar produk yang sampai ke tangan masyarakat berkualitas baik.

"Pokoknya prinsip yang pertama. Semua bantuan pangan yang sudah ditugaskan ke Bulog, ini bulan Oktober-November, harus dalam kondisi yang bagus, yang baik. Jadi, walaupun di gudang 1-2 ada yang memang harus di-reproses atau di-QC, tapi sampai dengan ke konsumen harus kondisi baik," ujar Arief.

DPR Sidak ke Gudang Bulog

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto memimpin inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Perum Bulog Tabahawa, Maluku Utara.

Sidak dilakukan untuk memastikan ketersediaan dan kualitas cadangan beras pemerintah (CBP) di daerah, sekaligus menindaklanjuti laporan masyarakat terkait penurunan kualitas beras bantuan.

Dalam sidak tersebut, Tim Komisi IV menemukan sekitar 1.200 ton beras yang tersimpan sejak Mei 2024. Berdasarkan pengecekan visual, sebagian beras impor yang disimpan lebih dari satu tahun masih terjaga kualitasnya. Namun, beras lokal terlihat berubah warna menjadi abu-abu dan dinilai menurun kualitasnya.

"Kami mendapati beras lokal yang sudah setahun lebih disimpan di gudang, warnanya sudah tidak sebaik semula. Saya tidak tahu mau disimpan sampai kapan. Kenapa tidak segera disalurkan ke masyarakat," tegas Titiek, dikutip dari detikNews.

Hal itu dia katakan saat berkunjung ke Gudang Perum Bulog Tabahawa, Selasa (23/9). Titiek menambahkan, sebagian beras tersebut tengah dikemas untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Namun, menurutnya, kondisi beras yang menurun tidak layak dibagikan kepada masyarakat.

Titiek meminta Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Perum Bulog segera menyalurkan stok lama agar kualitas tidak semakin menurun. Ia menegaskan, Bulog hanya berperan sebagai operator gudang, sementara kebijakan distribusi ditentukan oleh kementerian teknis dan Bapanas.




(shc/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork