Harga emas naik gila-gilaan hingga menyentuh rekor tertinggi. Komoditas emas menjadi salah satu penyumbang utama inflasi pada September 2025 yang mencapai 0,21% secara bulanan (month to month/mtm) dan 2,65% secara tahunan (year on year/yoy).
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), M Habibullah mengatakan emas perhiasan mengalami inflasi 4,70% secara bulanan dengan andil inflasi 0,08%. Komoditas ini telah mengalami inflasi 25 bulan berturut-turut dan mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir.
"Komoditas emas perhiasan telah mengalami inflasi 25 bulan berturut-turut sejak September 2023. Inflasi emas perhiasan September 2025 merupakan inflasi tertinggi dalam lima bulan terakhir," ujar Habibullah dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (1/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komoditas emas perhiasan masuk ke dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi 1,24% secara bulanan, dengan andil inflasi 0,08%. Kelompok ini menjadi yang kedua sebagai penyumbang utama inflasi September 2025, setelah kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Sebagaimana diketahui, harga emas Logam Mulai keluaran PT Aneka Tambang (Antam) Tbk kembali melesat dan mencetak rekor pada perdagangan hari ini, Rabu (1/10). Harganya naik Rp 3.000 per gram dibanding sebelumnya, menjadi Rp 2.237.000 per gram.
Berdasarkan situs Logam Mulia Antam, satuan harga emas hari ini yang terkecil ukuran 0,5 gram berada di angka Rp 1.168.500. Sementara harga emas 10 gram dijual dengan harga Rp 21.865.000 dan ukuran emas terbesar yakni 1.000 gram (1 kg) dibanderol Rp 2.177.600.000.
Sementara untuk buyback harga emas juga ikut naik Rp 3.000 per gram menjadi Rp 2.084.000 per gram. Harga buyback adalah jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut.
Tonton juga Video: Blak-blakan Bos Antam soal Masih Rutin Impor Emas 30 Ton Per Tahun