Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero) Agung Wicaksono menyampaikan kabar terkini rencana merger PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Pelita Air Service. Maskapai Pelita Air merupakan anak usaha Pertamina.
Agung mengatakan, masih menunggu arahan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) terkait aksi korporasi tersebut. Yang jelas, kata dia, fokus di tahun 2025 adalah penguatan keuangan perusahaan.
"Untuk itu memang arahannya adalah dari Danantara, dan yang diarahkan Danantara untuk sekarang di 2025 ini fokusnya adalah bagaimana penguatan keuangan, baik kami di Pertamina ke Pelita, maupun juga terkait dengan Garuda sendiri," ujarnya saat ditemui di JW Marriott Jakarta, Jumat (3/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung membenarkan sudah ada pembicaraan kerja sama antara Garuda Indonesia dan Pelita Air. Namun ia kembali menegaskan bahwa arahan lebih lanjut akan ditentukan oleh Danantara.
"Nantinya untuk arahan setelah itu, di 2026 kami akan menunggu arahan dari Danantara, dari kajian-kajian yang ada. Tapi fokusnya di 2025 ini adalah penguatan keuangan, dan memang antara Pelita dan Garuda juga sudah ada pembicaraan untuk terkait berbagai kerjasama. Tapi untuk langkah seperti yang disampaikan tadi, kita menunggu dari Danantara," jelas Agung.
Pernyataan Agung senada dengan statemen Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim. Beberapa waktu lalu Reza menyebut Garuda Indonesia akan mengikuti arahan Danantara terkait rencana merger.
"Kami mengikuti panduan strategis dari Danantarta dan saat ini dalam tahap analisis awal antara pemangku kepentingan di bawah arahan dan panduan strategis Danantara. Jadi pada prinsipnya kami dari Garuda Indonesia menyerahkan sepenuhnya wewenang mengenai hal ini kepada pemegang saham," jelas Reza.
Simak juga Video: Respons Garuda Indonesia soal Merger 3 Maskapai BUMN