Luhut Tak Mau Program MBG Dihentikan

Luhut Tak Mau Program MBG Dihentikan

Retno Ayuningrum - detikFinance
Sabtu, 04 Okt 2025 09:28 WIB
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan memberi penjelasan soal namanya yang disebut di dalam transkrip kepada wartawan di Menkopolhukam, Jakarta, Kamis(19/11/2015). Luhut menyatakan tidak setuju dilakukannya negosiasi dan memberikan saham kepada siapapaun. Grandyos Zafna/detikcom
Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan tak ingin program makan bergizi gratis (MBG) dihentikan. MBG sedang jadi sorotan karena banyak insiden keracunan sampai memicu desakan untuk menghentikan program tersebut.

Menurut Luhut, program MBG sudah berjalan cukup bagus meski masih ada kekurangan dalam implementasinya. Ia mengatakan semua butuh proses.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak usah dihentikan, kita sudah lihat bagus kok. Apanya dihentikan? Ya kan memulainya ini yang jadi masalah. Kita kadang-kadang tuh pengin cepat buahnya. Seperti gigit cabai langsung pedasnya, nggak bisa gitu," kata Luhut saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat kemarin.

"Yang penting prosesnya kita lihat bagus, jalan. Kalau kurang di sana sini kita perbaiki. Kita jangan juga terus pesimis kalau ada yang kurang di sana sini. Kita sangat prihatin dengan kejadian keracunan kemarin. Tapi proses perbaikan semua sekarang berjalan," tambah Luhut.

ADVERTISEMENT

Luhut mengatakan pihaknya juga turun ke lapangan untuk mengecek langsung data-data yang diberikan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Ia mengatakan BGN terus melakukan perbaikan termasuk serapan anggaran yang sudah membaik dan penyerapan lapangan kerja sudah mencapai 380 ribu orang.

Luhut mengatakan perbaikan dalam program tersebut dilakukan bertahap. Dalam waktu tiga bulan ia yakin hasilkan jadi lebih baik.

"Ya masih ada yang kurang tentu, tapi saya kira kita jangan terus berharap dalam 6 bulan terus beres semua, ya tidak mungkin lah. Tapi kalau 3 bulan ke depan, saya yakin akan jauh lebih bagus dari sekarang ini. Dan saya suka tadi itu penyerapan lapangan kerja," terang Luhut.

Terkait insiden keracunan, Luhut sudah meminta BGN melakukan sertifikasi layak higienis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Luhut kembali menekankan agar tak pesimis dalam pelaksanaan program MBG. Menurutnya wajar ada kekurangan karena program tersebut pertama kali dijalankan di Indonesia.

"Jangan terlalu terlalu pesimis. Bangsa kita ini bangsa besar, jadi nggak usah kita juga terlalu, tidak ada kalau ada yang kurang. Saya lihat kemarin itu bukan soal niat yang kurang, memang ya kita barang baru ya pastilah ada di sana-sini," jelas Luhut.

Sebelumnya, Jaringan Pemantauan Pendidikan Indonesia (JPPI) meminta agar program MBG dihentikan. Hal ini menindaklanjuti sejumlah temuan kasus keracunan terhadap siswa setelah mengonsumsi MBG.

Koordinator Program dan Advokasi JPPI, Ari Hadianto, menyampaikan hal itu di rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi IX DPR RI, Senin (22/9/2025). Ari menyebutkan temuan dugaan keracunan lantaran ada kesalahan sistem di BGN.

"Tolong wakilkan kami untuk sampaikan ini kepada ke Pak Prabowo. Pertama, hentikan program MBG sekarang juga. Ini bukan kesalahan teknis, tapi kesalahan sistem di BGN karena kejadiannya menyebar di berbagai daerah," kata Ari dalam rapat tersebut.

Desakan juga muncul di Yogyakarta. Sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta berkumpul di sisi timur Bundaran UGM, Sleman. Mereka menggelar aksi dan menyuarakan agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan.

Para ibu sudah mulai memadati lokasi aksi sekitar pukul 15.45 WIB. Mereka membawa alat dapur seperti panci serta alat makan yang kemudian dipukul secara serentak sebagai bentuk protes.

Selain itu, sejumlah poster bernada protes juga turut dibawa. Seperti bertuliskan 'Hentikan MBG', 'MBG Makan Beracun Gratis', 'Guru itu tugasnya mengajar, bukan nyinom dadakan', dan lain sebagainya.

"Kami dari Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta, kami adalah sekumpulan perempuan, ibu, akademisi, aktivis, pegiat isu-isu sosial, seniman, juga banyak lagi aktivis di Yogyakarta, berkumpul untuk menyatakan batas sabar kami atas kondisi luar biasa peristiwa keracunan massal yang terjadi akibat program prioritas MBG di berbagai wilayah," kata salah satu pegiat Suara Ibu Indonesia, Kalis Mardiasih, saat ditemui wartawan ketika aksi, Jumat (26/9/2025), dikutip dari detikJogja.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads