Program Perlindungan Sosial Bakal Dibuat Lebih Tepat Sasaran, Bagaimana Caranya?

Program Perlindungan Sosial Bakal Dibuat Lebih Tepat Sasaran, Bagaimana Caranya?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 06 Okt 2025 14:19 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi - Foto: Dok.detikfinace
Jakarta -

Pemerintah tengah menyusun Life Table atau Tabel Kehidupan Indonesia sebagai acuan untuk pelaksanaan program pengembangan masyarakat. Data tersebut nantinya akan mendukung pelaksanaan program kesehatan hingga perlindungan sosial (perlinsos) supaya lebih optimal dan tepat sasaran.

Direktur Kependudukan dan Jaminan Sosial Kementerian PPN/Bappenas Muhammad Cholifihani mengatakan, Tabel Kehidupan Indonesia bukan hanya sekedar data-data statistik, namun juga panduan menargetkan kebijakan secara tepat.

Tabel Kehidupan Indonesia dibuat dengan mengacu pada data Sensus Penduduk 2020. Menurutnya, dokumen ini disusun dengan perjalanannya cukup panjang, dengan melibatkan berbagai stakeholder mulai dari akademisi, Kementerian/Lembaga (KL), serta pemerintah daerah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini ketika kita proyeksikan penduduk kemarin, proyeksi penduduk 2020, 2050, kita masih menggunakan tabel kehidupan negara-negara lain. Namun sekarang kita berharap ketika kita proses terus menyempurnakan yang sudah kita jadikan ini, mudah-mudahan segera juga kita launching," kata Cholifihani dalam acara diseminasi Tabel Kehidupan Indonesia di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Senin (6/10/2025).

ADVERTISEMENT

Cholifihani mengatakan, Tabel Kehidupan Indonesia menjadi salah satu aspek penting untuk mencapai visi besar Indonesia Emas 2045, yang mensyaratkan kesehatan pendidikan, dan perlindungan sosial (perlinsos) yang adaptif. Untuk membantu pemerintah mengoptimalkan program-program tersebut.

"Pertama, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, kebijakan publik tentunya harus bertumpu berdasar pada data kependudukan yang akurat dan posisi yang tepat. Tanpa data yang baik, jalannya tentu tidak akan sesuai dengan yang kita harapkan," ujarnya.

Selain itu, Tabel Kehidupan berfungsi sebagai kompas kebijakan. Menurutnya, keberadaan Tabel Kehidupan dapat membantu memetakan pola mortalitas, pola kematian, dan usia harapan hidup. Sehingga intervensi kesehatan, pendidikan, termasuk perlinsos, yang mana di dalamnya ada jaminan sosial, itu bisa teratasi.

"Ketiga, kita menegapkan prinsip yang kita katakan sebagai evidence-based policy. Jadi tabel kehidupan ini bisa menyediakan data-data yang membantu kalau kita menyusun kebijakan itu pasti berusaha berbasis bukti yang efektif dan efisien. Keempat, tabel kehidupan Indonesia memiliki basis ilmiah kuat," kata dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kependudukan, dan Ketenagakerjaan, Kementerian PPN/Bappenas Maliki mengatakan, Tabel Kehidupan akan berperan besar untuk mendukung optimalisasi program layanan kesehatan hingga perlinsos seperti jaminan pensiun.

"BPJS Kesehatan, mereka kan banyak penggunaan layanan. Kemudian BPJS Ketenagakerjaan, apalagi itu jaminan pensiun. Kalau sekarang misalnya kita pensiun itu 58 tahun, sementara usia harapan hidup kita dari 0 sekitar 80 tahun, berarti ada durasi 60 ke 80. Beban dari BPJS Ketenagakerjaan untuk jaminan pensiun itu harus dihitung benar kalau nggak kita offset," jelas Maliki, usai acara.

Tidak hanya kedua program tersebut, dalam jangka panjangnya Tabel Kehidupan Indonesia juga dapat terkoneksi dengan pelaksanaan program Makan Begizi Gratis (MBG). Hal ini khususnya bagaimana meningkatkan usia harapan hidup melalui pemenuhan gizi.

"Bagaimana meningkatkan kualitas, bagaimana meningkatkan gizi dari anak-anak itu, kan termasuk bagaimana life cost-nya untuk meningkatkan usia harapan hidup juga. Pasti akan (terkoneksi dengan MBG), tapi secara long term bisa untuk support," ujar dia.

Selaras dengan itu, saat ini pihaknya masih dalam tahap melakukan penyempurnaan Tabel Kehidupan Indonesia. Ia berharap, proses penggodokan Tabel Kehidupan dapat diselesaikan dalam 1-2 bulan ke depan sehingga dapat segera diimplementasikan ke program-program pemerintah.

"Harapannya bulan Oktober ya, November, awal Desember lah (rampung dan bisa diluncurkan). Ini salah satu yang dibidik banget untuk diimplementasikan ke program," lanjutnya.

Simak juga Video: Airlangga: Penetapan Program Perlinsos Dilakukan Secara Transparan

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads