Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) khawatir dengan temuan regulator Federal Amerika Serikat (AS) tentang kontaminasi radioaktif pada rempah-rempah asal Indonesia. Kekhawatiran ini menyusul laporan dari Food and Drug Administration (FDA) yang memblokir impor seluruh rempah-rempah dari PT NJS, salah satunya cengkeh.
Sekretaris Jenderal APCI, I Ketut Budiman, menilai tudingan dari Amerika bisa saja dibumbui kepentingan lain berbau propaganda dagang, yang merugikan ekspor Indonesia. Kecurigaan itu muncul karena sebelumnya komoditas lain seperti udang juga sempat disorot dengan alasan serupa. Keluhan ini baru dilaporkan oleh AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang 'bermasalah' adalah ekspor ke US, sebelumnya ekspor udang kita. Ini bisa jadi propaganda buruk untuk usaha ekspor kita. Namun demikian dari tujuan ekspor lain seperti India, Timur Tengah, Eropa, China sejauh ini belum ada complain," ungkap Ketut saat dihubungi detikcom, Selasa (7/10/2025).
Sejauh ini, terang Ketut, kebutuhan ekspor cengkeh RI masih tergolong minim. Dari total produksi cengkeh, 95% digunakan untuk kebutuhan domestik, utamanya untuk industri tembakau kretek. Kemudian sisanya untuk makanan, farmasi, dan ekspor.
"Seharusnya proporsi ekspor cengkeh kita kurang signifikan/kecil antara produksi dengan kebutuhan dalam negeri yang sangat dominan," jelasnya.
Untuk kebutuhan domestik sendiri, Ketut menyebut belum ada keluhan dari industri. Ia menambahkan belum ada informasi asal kontaminasi zat radioaktif yang dikeluhkan AS. Ia pun berharap pemerintah turun tangan membenahi temuan ini.
"Mudah-mudahan ini hanya insiden yang bisa diselesaikan dengan baik oleh otoritas negeri ini. Kita doakan bersama. Memang sebagian besar untuk pabrik rokok kretek, sampai sekarang saya belum terinfo dari mana asal muasal radiasi," pungkasnya.
Simak juga Video: BAPETEN Bicara Penanganan Limbah Radioaktif di Indonesia