Bos BGN Pamer 10.681 Dapur MBG Dibangun Bukan dari Dana APBN

Bos BGN Pamer 10.681 Dapur MBG Dibangun Bukan dari Dana APBN

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 07 Okt 2025 17:01 WIB
Sejumlah petugas SPPG mengisi makanan ke dalam nampan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG Tunggala Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (29/9/2025). Badan Gizi Nasional (BGN) Regional Sulawesi Tenggara mencatat per 18 September 2025, sebanyak 106 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah beroperasi di 16 kabupaten dan kota se-Sulawesi Tenggara dengan setiap SPPG melayani sebanyak 3.000 hingga 3.500 penerima manfaat. ANTARA FOTO/Andry Denisah
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/Andry Denisah
Jakarta -

Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan sebanyak 10.681 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai pelaksana program makan bergizi gratis (MBG) sudah berdiri. Dari jumlah tersebut, Kepala BGN Dadan Hindayana menyampaikan belum ada SPPG yang dibangun melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Saya kira saat ini 100% dari 10.681 itu adalah kontribusi dari para mitra dan belum satupun SPPG yang dibangun melalui dana APBN," ujar Dadan dalam acara 'Zona Pangan' secara daring, Selasa (7/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dadan menargetkan sebanyak 25.400 SPPG berdiri di daerah aglomerasi serta 6.000 SPPG di daerah terpencil. Menurutnya, untuk merealisasikan hal tersebut dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak, termasuk pengusaha.

Dadan menerangkan setiap mitra yang membangun SPPG membutuhkan dana Rp 2 miliar. Menurut Dadan, kehadiran SPPG dapat menggerakan perekonomian di masyarakat kelas bawah.

ADVERTISEMENT

"Ini menggerakkan ekonomi yang cukup besar di masyarakat, karena setiap mitra keluarkan uang minimal Rp 2 miliar untuk bangun SPPG dan oleh sebab itu saya sangat terima kasih tersebut bagi mereka yang membangun SPPG dan berkontribusi positif terhadap MBG," jelas Dadan.

Ia menyebut setiap SPPG dapat mempekerjakan 50 orang dan membutuhkan 15 supplier untuk memasok menu MBG. Di sisi lain, Dadan menilai program MBG memicu rantai pasok pangan yang besar karena kebutuhannya juga meningkat. Misalnya pada kebutuhan susu, Dadan menyebut setiap SPPG membutuhkan 440 liter susu yang membutuhkan 445-450 ekor per SPPG.

"Ini hal yang sangat menarik jika pengusaha-pengusaha muda dapat berkecimpung lebih intensif pada optimalisasi lahan-lahan subur atau pekarangan-pekarangan yang bisa digunakan untuk menggerakkan produktivitas lahan tersebut sehingga pemenuhan kebutuhan makan bergizi juga bisa dipasok dan ini terbuka lebar," jelasnya.




(rea/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads