Bank Dunia Soroti BUMN RI: Produktivitas Lebih Rendah dari Swasta

Bank Dunia Soroti BUMN RI: Produktivitas Lebih Rendah dari Swasta

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 08 Okt 2025 10:33 WIB
Sejumlah tamu beraktivitas di dekat logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta -

Bank Dunia (World Bank) menyoroti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendominasi di Indonesia. Keberadaan BUMN menunjukkan produktivitas yang lebih rendah dibandingkan perusahaan swasta.

Hal itu tertuang dalam laporan terbaru East Asia and the Pacific Economic Update edisi Oktober 2025. Bank Dunia menyoroti peran penting BUMN dalam penciptaan lapangan kerja.

"Di Indonesia, BUMN cenderung menunjukkan produktivitas yang lebih rendah daripada perusahaan swasta di sektor manufaktur yang sama," tulis laporan tersebut, dikutip Rabu (8/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Indonesia, Bank Dunia menyebut penciptaan lapangan kerja BUMN di China dan Vietnam rata-rata 6 poin persentase lebih rendah daripada perusahaan swasta di sektor yang sama.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, langkah reformasi khususnya dalam membuka perdagangan, memperluas kompetisi dan mengurangi dominasi BUMN serta perusahaan yang terafiliasi dengan pemerintah akan sangat berpengaruh bagi daya saing dan ketahanan ekonomi Indonesia.

"Meningkatkan produktivitas lapangan kerja sangat penting bagi sebagian besar perekonomian di kawasan Asia Timur dan Pasifik karena produktivitas tenaga kerja masih relatif rendah dan di bawah rata-rata global, kecuali di China dan Malaysia," tuturnya.

Untuk meningkatkan produktivitas lapangan kerja, negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik dinilai perlu mengatasi pergeseran pola ketenagakerjaan sektoral yang muncul dari transformasi ekonomi negara-negara tersebut.

"Dalam periode terbaru, lapangan kerja terutama bergeser dari pertanian berproduktivitas rendah, bukan menuju industri berproduktivitas tinggi, melainkan ke pekerjaan berproduktivitas rendah di sektor jasa," ungkapnya.

(aid/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads