Bank Dunia Sebut Pekerja Informal RI Meningkat, Ini Kata Purbaya

Bank Dunia Sebut Pekerja Informal RI Meningkat, Ini Kata Purbaya

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 08 Okt 2025 16:57 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan paparan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin (22/9/2025). Menteri Keuangan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp321,6 triliun atau 1,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Agustus 2025.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi laporan Bank Dunia (World Bank) yang menyoroti semakin banyaknya jumlah pekerja informal di Indonesia. Pekerja sektor informal kerap disebut dengan istilah gig works-gig economy dengan produktivitas rendah.

Purbaya mengatakan salah satu penyebab semakin banyaknya pekerja informal lantaran kondisi ekonomi Indonesia yang cenderung melambat sejak awal tahun. Perlambatan ekonomi itu turut mempengaruhi pasar tenaga kerja.

"(Semakin banyak pekerja informal di Indonesia) ya karena growth-nya lambat kan kemarin-kemarin," kata Purbaya usai menghadiri Prasasti Luncheon Talk di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, kata Purbaya, pemerintah sedang mengupayakan pertumbuhan ekonomi ke depan. Hal itu kemudian diharapkan dapat mengurangi jumlah pekerja informal dalam negeri.

ADVERTISEMENT

Jika ekonomi tumbuh, otomatis perusahaan di dalam negeri akan ikut berkembang dan pada akhirnya mampu merekrut para pekerja formal baru.

"Itu yang akan kita ubah. Jadi kita sedang coba balikkan arah pertumbuhan kita karena informal kan kadang-kadang income-nya nggak menentu kan," tuturnya.

Purbaya optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2025 akan berjalan lebih cepat. "Mungkin triwulan III akan lambat karena memang perlambatan kemarin Anda lihat demo-demo itu kan, itu sebetulnya indikasi ekonomi yang melambat. Cuma triwulan IV akan tumbuh lebih cepat," tambahnya.

Bank Dunia Soroti Sulit Cari Kerja di RI

Sebelumnya, Bank Dunia menyoroti sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia, China, dan beberapa negara lain terutama untuk anak muda. Partisipasi angkatan kerja disebut masih rendah terutama untuk kalangan perempuan.

"Kaum muda kesulitan mencari pekerjaan di China, Indonesia, dan beberapa negara lain. Partisipasi angkatan kerja rendah di beberapa negara, terutama di Pasifik dan di kalangan perempuan," tulis Bank Dunia dalam laporan terbaru East Asia and the Pacific Economic Update edisi Oktober 2025, dikutip Rabu (8/10/2025).

China dan Indonesia menjadi dua negara dengan tingkat pengangguran usia 15-24 tahun tertinggi, diikuti Mongolia, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Thailand. Dari sisi persentase tingkat pengangguran anak muda di Indonesia hampir mencapai 15%, sementara di China sudah lebih dari 15%.

Akhirnya banyak pekerja di kawasan ini bekerja di sektor informal, yang tidak menjamin penghasilan memadai. Laporan Bank Dunia menyoroti pentingnya memindahkan pekerja dari pekerjaan berproduktivitas rendah ke pekerjaan yang lebih produktif.

Dari tahun 1970-an hingga 1990-an, banyak pekerja pindah dari pertanian ke manufaktur dan jasa yang lebih produktif. Hanya saja sejak 2000-an, pergerakan tenaga kerja cenderung menuju pekerjaan jasa berproduktivitas rendah dan informal, seperti ritel dan konstruksi.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Menkeu Purbaya Pilih Genjot Ekonomi Tanpa Tambah Utang Besar"
[Gambas:Video 20detik]
(aid/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads