Yogyakarta Dikepung 300 Ton Sampah per Hari, Warga Diajak Olah dari Rumah

Yogyakarta Dikepung 300 Ton Sampah per Hari, Warga Diajak Olah dari Rumah

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 08 Okt 2025 15:47 WIB
Pengelolaan sampah
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Volume sampah di Kota Yogyakarta mencapai sekitar 300 ton setiap hari. Dari jumlah itu, sekitar 60 persen atau 180 ton merupakan sampah organik yang sebagian besar berasal dari rumah tangga. Pemerintah Kota Yogyakarta pun terus mendorong warga untuk lebih aktif mengelola sampah sejak dari sumbernya.

Salah satu upaya terbaru dilakukan lewat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta. Akhir pekan lalu, Pemkot Yogyakarta menerima bantuan 50 gerobak sampah dan satu unit insinerator untuk mendukung pengelolaan sampah di tingkat warga.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, dukungan korporasi menjadi langkah strategis dalam mempercepat perbaikan tata kelola sampah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keterlibatan perusahaan dalam urusan lingkungan adalah langkah penting. Kami menyambut baik dukungan PGN yang telah berpartisipasi aktif dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan di Kota Yogyakarta. Bantuan ini akan sangat bermanfaat untuk pemerintah dan warga dalam mempercepat pengelolaan sampah di wilayah permukiman," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025).

Menurut Hasto, langkah tersebut sejalan dengan program MAS JOS (Masyarakat Jogja Olah Sampah), gerakan yang mendorong warga mengelola sampah secara mandiri dari rumah. "Program MAS JOS menjadi komitmen bersama untuk memperkuat kesadaran masyarakat dalam mengurangi volume sampah dan mengelolanya secara mandiri serta berkelanjutan," katanya.

ADVERTISEMENT

Dukungan untuk program ini juga datang dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia (Gagas), Santiaji Gunawan, yang mewakili manajemen PGN, mengatakan bahwa pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama semua pihak.

"Kami percaya bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama. Melalui bantuan ini, kami berharap bisa mendorong kebersihan lingkungan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri," ucap Santiaji.

Santiaji menjelaskan, sarana seperti gerobak dan wadah pengumpulan menjadi penting agar proses pengelolaan di tingkat kelurahan dan komunitas berjalan efektif. "Kami mendesain bantuan ini agar benar-benar fungsional dan bisa langsung digunakan oleh masyarakat," jelasnya.

Selain gerobak, PGN juga menyalurkan satu unit insinerator berkapasitas pembakaran satu hingga tiga ton sampah per hari. Fasilitas itu dirancang agar efisien dan ramah lingkungan untuk mengurangi volume limbah residu yang tidak bisa didaur ulang.

Lebih lanjut, Santiaji menambahkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan juga diwujudkan melalui pengembangan jaringan gas bumi (jargas) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. "Untuk menghadirkan Kota Jogja yang lebih hijau, PGN terus mendorong pemanfaatan energi bersih melalui pengembangan jaringan gas bumi," katanya.

PGN sebelumnya telah membangun jaringan gas di wilayah Sleman, DIY, yang dirancang untuk melayani hingga 12.900 pelanggan rumah tangga, usaha kecil, hingga sektor komersial. "Dengan pemanfaatan gas bumi, masyarakat tidak hanya mendapatkan energi yang efisien dan ekonomis, tetapi juga ikut berkontribusi dalam menurunkan emisi dan menjaga kualitas udara kota," tutup Santiaji.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads