Harga Emas Dunia Pecah Rekor, Perak hingga Platinum Kompak Ikutan

Harga Emas Dunia Pecah Rekor, Perak hingga Platinum Kompak Ikutan

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 09 Okt 2025 08:25 WIB
Ilustrasi Logam Mulia
Ilustrasi/Foto: Shutterstock
Jakarta -

Harga logam mulai dunia kompak mencatatkan kenaikan signifikan. Setelah harga emas tembus level tertinggi US$ 4.000, harga perak dan platinum juga mencatatkan rekor baru dalam sejarah.

Dikutip dari Reuters, Kamis (9/10/2025), emas menembus level tertinggi US$ 4.000, begitu juga dengan perak yang mencapai rekor tertinggi karena investor mencari aset aman. Sedangkan platinum melampaui level tertinggi dalam 12 tahun.

Harga emas melonjak melewati level US$ 4.000 per troy ons untuk pertama kalinya pada Rabu, melanjutkan reli yang memecahkan rekor. Hal ini didukung dengan kondisi ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang meluas, serta ekspektasi penurunan suku bunga AS, mendorong investor berbondong-bondong ke aset safe haven.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emas spot naik 1,7% menjadi US$ 4.050,24 per troy ons pada pukul 13.45 ET (17.45 GMT). Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga ditutup 1,7% lebih tinggi di US$ 4.070,5.

Harga Perak Tembus Rekor

Kondisi ini juga terjadi pada perak, yang naik ke rekor tertinggi pada Rabu. Harga perak melonjak karena investor berbondong-bondong ke logam tersebut. Perak naik 3,2% menjadi US$ 49,39 per ons, setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di US$ 49,57.

ADVERTISEMENT

"Kekuatan emas mencerminkan latar belakang makroekonomi dan geopolitik yang sangat positif bagi aset safe haven, ditambah kekhawatiran terhadap aset safe haven tradisional lainnya," kata direktur emas dan perak di Metals Focus, Matthew Piggott.

Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai penyimpan nilai selama masa ketidakstabilan, naik 54% year-to-date (YtD), setelah naik 27% pada 2024. Emas merupakan salah satu aset dengan kinerja terbaik pada 2025, melampaui kenaikan di pasar ekuitas global dan Bitcoin serta kerugian dolar AS dan minyak mentah.
Sedangkan perak naik 71% sepanjang tahun ini, diuntungkan oleh faktor-faktor yang sama yang mendorong reli emas serta ketatnya pasar spot.

"Pasar perak terus menguat, dengan kenaikan suku bunga sewa, seiring saham Comex mencapai rekor tertinggi, dan di tengah menguatnya permintaan musiman di India. Reli baru-baru ini didukung oleh arus masuk ETP yang besar," kata Kepala Riset Komoditas Global di Standard Chartered Bank, Suki Cooper.

Momentum ini juga merambah ke logam mulia lainnya, dengan platinum naik 3% menjadi US$ 1.666,47, level tertinggi sejak Februari 2013. Sementara itu, paladium naik 8,4% menjadi US$ 1.449,69, menandai puncaknya dalam lebih dari dua tahun.

Penyebab Harga Logam Mulia Naik

Reli logam mulia ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk ekspektasi penurunan suku bunga AS, meningkatnya ketidakpastian politik dan ekonomi, pembelian yang kuat oleh bank sentral, arus masuk yang besar ke ETF, dan melemahnya dolar AS.

"Dengan faktor-faktor ini yang berlanjut hingga 2026, kami gagal melihat adanya katalis bagi emas untuk kembali menguat secara signifikan saat ini. Oleh karena itu, kami memperkirakan emas akan terus menguat sepanjang tahun untuk mencoba menembus level US$ 5.000/oz," tambah Piggott.

Di samping itu, penutupan pemerintah AS memasuki hari kedelapan pada Rabu, menunda rilis data ekonomi utama, dan memaksa investor untuk mengandalkan sumber non-pemerintah untuk menilai waktu dan ruang lingkup penurunan suku bunga The Fed.

Sedangkan pasar mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed mendatang, dengan penurunan serupa diperkirakan terjadi pada bulan Desember.

Para pejabat The Fed sepakat dalam pertemuan kebijakan mereka bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja AS telah meningkat cukup signifikan, sehingga membenarkan langkah penurunan suku bunga. Namun demikian, banyak yang tetap waspada terhadap inflasi yang tinggi.

Krisis global, seperti konflik Timur Tengah dan perang di Ukraina, telah memicu permintaan emas batangan. Sementara itu, gejolak politik di Prancis dan Jepang mendorong pelarian ke emas.

Secara global, data dari World Gold Council mencatatkan, arus masuk ke ETF emas mencapai US$ 64 miliar YtD, dengan rekor US$ 17,3 miliar pada bulan September saja. Para analis juga menilai, reli ini juga didorong oleh rasa fear of missing out (FOMO) atau takut ketinggalan.

Secara teknis, Relative Strength Index (RSI) emas berada di angka 87, menunjukkan logam mulia tersebut overbought. HSBC pada hari Rabu menaikkan proyeksi harga perak rata-rata untuk tahun 2025 menjadi US$ 38,56 per ons dan untuk tahun 2026 menjadi US$ 44,50, dengan alasan ekspektasi harga emas yang tinggi, permintaan investor yang kembali meningkat, dan antisipasi volatilitas perdagangan.

Lihat juga Video: Harga Emas Gila-gilaan, Apa Penyebabnya?

Halaman 3 dari 2
(shc/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads