Tensi Dagang Memanas Lagi, China Tuding AS Munafik!

Tensi Dagang Memanas Lagi, China Tuding AS Munafik!

Ilyas Fadilah - detikFinance
Minggu, 12 Okt 2025 17:30 WIB
This photograph taken on January 14, 2023, shows a part of a border wall between China and Myanmar with barbed wire and a Chinese national flag, in Ruili, west Yunnan Province. The city of Ruili is slowly creaking back to life as China ditches its zero-tolerance Covid strategy after years of strict lockdowns and other gruelling restrictions. (Photo by Noel CELIS / AFP)
Ilustrasi - Foto: AFP/NOEL CELIS
Jakarta -

China menuding kebijakan tarif terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap produk asal China sebagai langkah yang munafik. China juga membela kebijakannya dalam membatasi ekspor elemen tanah jarang dan peralatan terkait.

Pada Jumat lalu, Trump menanggapi kebijakan pembatasan ekspor terbaru China dengan menetapkan tarif tambahan sebesar 100% terhadap seluruh ekspor China ke AS. China sendiri belum mengambil langkah balasan berupa tarif baru terhadap produk AS.

Dikutip dari Reuters, Minggu (12/10/2025), Trump juga mengumumkan pembatasan ekspor baru untuk perangkat lunak penting yang akan berlaku mulai 1 November mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketegangan dagang yang kembali memanas ini mengguncang Wall Street, menekan saham-saham teknologi besar, dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan perusahaan asing yang bergantung pada pasokan elemen tanah jarang dari China.

ADVERTISEMENT

Situasi ini juga dikhawatirkan dapat menggagalkan rencana pertemuan antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada akhir bulan ini. Kementerian Perdagangan China menyebut bahwa kebijakan pembatasan ekspor elemen tanah jarang merupakan respons terhadap serangkaian langkah AS sejak perundingan dagang bilateral di Madrid bulan lalu.

Beijing mencontohkan keputusan Washington yang menambahkan sejumlah perusahaan China ke daftar hitam perdagangan, serta penerapan biaya pelabuhan baru bagi kapal yang terkait dengan China.

"Langkah-langkah ini telah merugikan kepentingan China secara serius dan merusak suasana perundingan ekonomi serta perdagangan bilateral. China menentang keras tindakan tersebut," tulis pernyataan itu.

Meski begitu, China tidak secara langsung mengaitkan tindakan AS itu dengan kebijakan pembatasan ekspor mineral penting. Pemerintah China menyebut kebijakan tersebut dilatarbelakangi kekhawatiran akan potensi penggunaan logam-logam itu untuk kepentingan militer di tengah meningkatnya konflik bersenjata di berbagai kawasan.

Berbeda dari sikap sebelumnya, China kali ini juga menahan diri untuk tidak mengenakan tarif balasan terhadap produk Amerika. Pada awal tahun, kedua negara sempat saling menaikkan tarif hingga mencapai 145% di pihak AS dan 125% di pihak China.

"Ancaman untuk menerapkan tarif tinggi secara tiba-tiba bukanlah cara yang tepat dalam berurusan dengan China. Sikap kami terhadap perang tarif selalu konsisten: kami tidak ingin berperang, tetapi kami tidak takut untuk melakukannya," tegas Kementerian Perdagangan China.

Meski demikian, keputusan Beijing untuk tidak langsung merespons langkah Trump kali ini dinilai sebagai upaya membuka ruang negosiasi agar ketegangan dagang kedua negara tidak semakin meningkat.

(ily/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads