Eks Pegawai Microsoft Pun Susah Cari Kerja, Rumah Terancam Disita

Eks Pegawai Microsoft Pun Susah Cari Kerja, Rumah Terancam Disita

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Selasa, 14 Okt 2025 10:50 WIB
Eks Pegawai Microsoft Pun Susah Cari Kerja, Rumah Terancam Disita
Foto: Getty Images/Craig T Fruchtman
Jakarta -

Mody Khan kini menghadapi masa-masa sulit setelah dipecat dari Microsoft pada Desember tahun lalu. Pria berusia 50-an itu sebelumnya bekerja sebagai cloud solution architect dengan gaji besar.

Lebih dari sembilan bulan setelah kehilangan pekerjaan, ia masih menganggur. Khan dan keluarganya bahkan terancam kehilangan rumah karena kesulitan membayar cicilan.

"Saya punya tabungan, tapi hampir semuanya sudah habis. Saya benar-benar dalam posisi yang sulit," kata Khan dikutip dari Business Insider, Selasa (14/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khan mengaku sudah berusaha mencari pekerjaan baru sejak awal tahun, tapi hasilnya nihil. Meski punya pengalaman lima tahun di Microsoft dan latar belakang panjang di industri teknologi, untuk sekadar mendapatkan panggilan wawancara pun kini terasa mustahil.

"Rasanya seperti para perekrut sedang mencari Superman," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Khan memulai karier di Microsoft pada 2019. Ia sempat beberapa kali dipromosikan sebelum akhirnya dipecat pada akhir 2024 karena alasan performa. Menurutnya, tekanan kerja di tahun-tahun terakhirnya di Microsoft sangat berat. Ia merasa tak dapat dukungan dari manajemen dan sering tak diberi arahan jelas soal target.

"Saya berusaha memperbaiki performa, tapi seolah tak ada yang berubah. Saya merasa mereka lebih sibuk membangun kasus untuk memecat saya," ucapnya.

Setelah dipecat, Khan tidak menerima pesangon dan berusaha melamar ke sekitar 30 posisi internal di Microsoft, namun tak satu pun diterima. Kini tabungannya sekitar US$ 10.000, hanya cukup untuk dua bulan biaya hidup. Ia juga mulai tertinggal membayar cicilan rumah, dan jika gagal melanjutkan pembayaran, rumahnya bisa disita.

Upaya Khan melamar ke perusahaan lain juga tak berjalan mulus. Ia mengatakan banyak perekrut yang awalnya antusias lalu menghilang tanpa kabar. "Perekrut menghubungi saya, minta CV, lalu tiba-tiba hilang begitu saja," katanya.

Khan menduga ada beberapa faktor yang membuatnya sulit diterima kerja, mulai dari usianya yang dianggap terlalu tua, hingga latar belakangnya yang bukan dari startup. Ia juga menyelesaikan sertifikasi AI dari University of Texas untuk membuktikan dirinya masih mengikuti perkembangan teknologi.

Namun sejauh ini, belum ada tawaran pekerjaan yang datang. Dengan tabungan yang makin menipis dan ancaman kehilangan rumah di depan mata, Khan cemas terhadap masa depannya. "Situasinya benar-benar berbahaya," ujarnya.

Lihat juga Video: Pria Ini Semangat Cari Kerja di Job Fair Ditemani Istri dan Anak

Eks Pegawai Microsoft Susah Cari Kerja

Infografis jumlah pengangguran di Indonesia Foto: Infografis detikcom/M Fakhry Arrizal
Selain Khan, nasib sial juga menimpa menimpa Ian Carter, mantan manajer program teknis di Microsoft. Saat sedang makan siang di Panera Bread, Washington, pria 33 tahun itu membuka email yang mengubah hidupnya.

"Saya baru saja di-PHK dari Microsoft. Rasanya seperti ditinju di perut," kata Ian.

Ia mengaku sempat bertanya-tanya apakah ada yang bisa ia lakukan untuk menghindarinya. Namun belakangan ia sadar, keputusan itu murni urusan bisnis. "Saya sudah sering lihat PHK besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir. Rasanya tak peduli seberapa bagus kinerja seseorang, semua orang bisa kena," ujarnya.

Postingannya di LinkedIn tentang PHK itu mendapat lebih dari 115 ribu tayangan dan menarik perhatian banyak perekrut. Ia bahkan sempat mendapat panggilan wawancara dari Disney dan Nintendo. Namun hingga lima bulan berlalu, Ian masih belum mendapat pekerjaan baru.

Ia kini mengandalkan tabungan untuk membayar sewa apartemen satu kamar seharga US$ 2.700 per bulan. Jika belum juga mendapat kerja hingga akhir Oktober, ia berencana pindah ke Florida dan tinggal bersama keluarganya untuk menghemat biaya. "Sewa itu mahal, tapi sewa tanpa penghasilan jauh lebih mahal," katanya.

Khan dan Ian termasuk di antara ribuan karyawan Microsoft yang kena gelombang PHK setahun terakhir. Perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Google, Meta, dan Amazon sedang menata ulang sistem evaluasi dan kompensasi karyawan untuk memangkas tenaga kerja dan mempertahankan tim yang lebih ramping tapi berkinerja tinggi.

Setelah memotong sekitar 6.000 posisi pada Mei lalu, Microsoft kembali melakukan PHK terhadap sekitar 9.000 karyawan pada Juli. Juru bicara Microsoft mengatakan langkah itu dilakukan untuk mengurangi lapisan manajemen dan menyederhanakan proses kerja.

Fenomena ini tak hanya terjadi di Microsoft. Google, Intel, Amazon, hingga Walmart juga ikut memangkas jumlah manajer dalam tren yang disebut Great Flattening.

Halaman 2 dari 2
(fdl/fdl)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads