Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan bisa memenuhi kebutuhan kompetensi manajerialnya dengan lebih fleksibel.
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufiq mengungkapkan melalui pendekatan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), para ASN yang telah menunjukkan kinerja transformasional dapat memperoleh pengakuan tanpa harus mengulang pembelajaran formal.
Dia menyebut program RPL ini dirancang sebagai mekanisme validasi dan penyetaraan kompetensi bagi para pejabat pratama yang belum berkesempatan mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II, namun telah menunjukkan capaian dan kinerja yang setara dengan peserta PKN II.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembelajaran dalam program ini dilakukan dengan pendekatan yang mengintegrasikan antara learning, working, dan collaboration melalui sistem pembelajaran terpadu atau LAN Corporate University," ujar dia dalam siaran pers, Rabu (15/10/2025).
Dia mengungkapkan RPL juga menjadi langkah akselerasi bagi pejabat yang sudah menduduki jabatan agar dapat memenuhi standar kompetensi kepemimpinan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Rini Widyantini menyampaikan harapannya bagi alumni program RPL bagi JPT Pratama dapat menjadi motor penggerak perubahan menuju birokrasi yang profesional, adaptif, dan berdampak. "Teruslah menjadi inspirasi, menjadi teladan, dan jangan pernah berhenti belajar untuk melayani negeri kita tercinta ini," tuturnya.
Rini juga mengungkapkan bahwa keberhasilan peserta menyelesaikan program RPL tidak hanya menandai berakhirnya proses pembelajaran, tetapi juga lahirnya semangat baru dalam mewujudkan birokrasi pembelajar di Indonesia.
RPL juga merupakan bagian dari agenda besar reformasi birokrasi dan transformasi ASN yang sejalan dengan arahan Presiden RI. Menurutnya, ASN harus menjadi lifelong learner yang terus beradaptasi dengan dinamika pembangunan.
"RPL menjadi instrumen penting untuk mempercepat pengembangan kompetensi ASN tanpa harus selalu melalui pembelajaran konvensional di kelas. Melalui mekanisme ini, pembelajaran menjadi lebih inklusif, terbuka, dan dapat menjangkau seluruh lapisan aparatur," ujar dia.
Pada Relaksasi RPL Angkatan pertama ini terdapat 10 peserta dari Kementerian Sekretariat Negara, 2 peserta dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan 17 peserta dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Selain itu, program RPL ini dirancang sebagai mekanisme validasi dan penyetaraan kompetensi bagi para pejabat pratama yang belum berkesempatan mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II, namun telah menunjukkan capaian dan kinerja yang setara dengan peserta PKN II.
Pembelajaran dalam program ini dilakukan dengan pendekatan yang mengintegrasikan antara learning, working, dan collaboration melalui sistem pembelajaran terpadu atau LAN Corporate University.
Lihat juga Video 'Wali Kota Probolinggo Terima 3 Surat Cerai Sehari Dari ASN':
(kil/kil)