Kepala Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dony Oskaria menjelaskan soal kemungkinan penambahan warga negara asing (WNA) di perusahaan pelat merah selain Garuda Indonesia. Garuda diketahui telah menempatkan dua WNA di jajaran direksi melalui RUPSLB pada Oktober ini.
Keduanya yakni Balagopal Kunduvara sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko dan Neil Raymond Mills sebagai Direktur Transformasi. Namun, Dony menyebut penunjukkan WNA di BUMN sebenarnya bukanlah keharusan.
"Sebenarnya itu bukan suatu keharusan ya, tergantung daripada kebutuhan. Jadi kembali lagi basisnya adalah kebutuhan. Lalu kita butuh, kita perlu, untuk sektor tertentu mungkin kita lakukan yang intinya yang perlu dukungan dari seluruh rakyat Indonesia adalah keseriusan kita melakukan transformasi di dalam pengelolaan BUMN kita. Jadi jangan dilihat WNI atau WNA nya," jelasnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (20/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dikonfirmasi apakah Pertamina membutuhkan jasa WNA, Dony menilai hal itu belum diperlukan. Ia hanya menekankan pentingnya perubahan demi kebaikan BUMN ke depan.
"Sampai sejauh ini belum ya, karena itu hanya yang dibutuhkan saja. Kembali lagi yang paling penting kita lihat semangatnya bahwa perubahan harus dilakukan kebaikan untuk BUMN ke depan," tutur Dony.
Sebelumnya, CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, mengatakan keduanya diangkat sebagai direksi Garuda karena punya pengalaman yang sudah terbukti di industri penerbangan.
Dalam hal ini, Balagopal Kunduvara tercatat sudah berkarya selama kurang lebih 25 tahun di Singapore Airlines. Bahkan dirinya terakhir sempat menduduki posisi eksekutif yakni Divisional Vice President Financial Services sebelum 'dibajak' jadi Direktur Garuda.
Sementara untuk Neil Raymond Mills yang menjabat sebagai Direktur Transformasi Garuda disebut-sebut memiliki pengalaman yang kurang lebih mencapai 25 tahun juga di industri penerbangan internasional. Dia disebut sudah menduduki beragam posisi strategis di sejumlah maskapai besar dunia.
"Kedua adalah sudah berkarier juga sangat-sangat lama di Air Iberia, di 3 perusahaan atau 4 perusahaan penerbangan lainnya. Jadi itu yang kita untuk Chief of Transformation karena memang dibutuhkan transformasi yang sangat signifikan dari Garuda," ujar Rosan.
(ily/rrd)